Seharusnya, menurut Winarno, pemerintah melakukan koordinasi dengan petani, penggilingan hingga Bulog, sebelum mengambil keputusan. Dengan begitu, pemerintah bisa tahu sumber masalah kenapa pasokan beras ke Bulog juga tidak maksimal. “Pemerintah telah melakukan analisa yang salah yang akhirnya mengeluarkan kebijakan merugikan petani,” cetusnya.
Dia mempertanyakan sikap pemerintah yang tidak mau merevisi HPP gabah dan beras. Padahal, setiap tahun ada inflasi dan kenaikan harga produksi.
Sementara itu, pasokan beras ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) terpantau masih aman terkendali. Dari website resmi Food Station Tjipinang, data pemasukan beras per 29 Agustus ada sebanyak 3.944 ton per hari dan pengeluaran sebesar 3,063 ton per hari. Angka ini masih di atas batas minimal, yakni 3.000 ton per hari. Adapun, stok akhir di PIBC per 29 Agustus berada di level 44.818 ton. Sehingga angka tersebut masih tergolong aman. Sementara untuk harga beras medium mengalami kenaikan dari Rp 8.200 di awal Juli menjadi Rp 8.900 di akhir Agustus.
Kementan Optimistis
Kementerian Pertanian (Kementan) optimistis produksi padi pada semester dua tahun ini tetap maksimal kendati ada kekhawatiran kemarau akan berdampak pada tanaman komoditas pangan tersebut.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Sumarjo Gatot Irianto mengungkapkan, lahan yang terdampak kekeringan cukup kecil jika dibandingkan dengan luas tanam padi. “Jika dibandingkan dengan luas tanam tahun 2018 periode Januari-Agustus seluas 10.079.475 hektare (ha), dampaknya masih kecil yaitu 1,34 persen atau 135.226 ha. Itu sudah termasuk yang terkena puso atau gagal panen yang hanya 0,26 ersen atau 26.438 hektare dari total luas tanam,” ujar Sumarjo seperti dikutip mediaonline, kemarin.
Angka Ramalan (ARAM) produktivitas padi dari realisasi tanam sepanjang Januari hingga Agustus 2018 seluas 10.079.475 ha adalah 51,92 kuintal per ha. Dengan begitu, perkiraan produksi padi adalah sebanyak 49.471.434,37 ton.
Dari angka di atas lanjut Sumarjo, bisa disimpulkan jika 49.471.434,37 ton (ARAM produksi Januari-Agustus 2018) dikurangi potensi kehilangan hasil gabah Januari-Agustus 2018 sebesar 314.932,43 ton, maka masih ada produksi sebesar 49.156.501.94 ton. [rmol]