Eramuslim.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah melakukan koordinasi dengan Kerajaan Arab Saudi mengenai kasus MERS-CoV yang kembali muncul. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Saudi sudah melakukan antisipasi kasus lebih lanjut.
Kemenkes juga mengimbau jamaah calon haji (Calhaj) untuk melakukan upaya pencegahan terhadap virus MERS-CoV. Seperti menghindari kontak dengan unta, menggunakan masker dan selalu mencuci tangan.
“Para Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) juga sudah dibekali informasi terkait pencegahan dan penanganan MERS-CoV. Tentunya jamaah haji disosialisasikan tentang potensi risiko MERS-CoV,” ujar Nadia, sapaan akrabnya, kepada rri.co.id.
Nadia menganjurkan para jamaah Calhaj untuk segera melapor kepada TKHI apabila mengalami demam tinggi. Imbauan ini dikeluarkan, sebab kasus MERS-CoV kembali muncul di Riyadh, Arab Saudi pada 10-17 April 2024 lalu.
“Badan karantina kesehatan juga melakukan pengawasan di pintu masuk negara. Thermal scanner akan diaktifkan terutama saat kepulangan umroh dan ibadah haji nanti,” kata Nadia, menambahkan.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi melaporkan tiga kasus virus corona sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV). Laporan itu diketahui terjadi antara periode 10-17 April 2024, termasuk satu kasus kematian akibat virus tersebut.
“Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diberitahu mengenai tiga kasus pada manusia, termasuk satu kematian, akibat virus corona sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV). Ketiga kasus tersebut adalah laki-laki dari Riyadh berusia antara 56 dan 60 tahun dengan kondisi kesehatan penyerta dan bukan petugas kesehatan,” kata keterangan WHO, seperti dikutip rri.co.id, Sabtu (11/5/2024).
WHO dalam rilisnya menyebut, ketiga kasus tersebut secara epidemiologis terkait dengan paparan di fasilitas layanan kesehatan di Riyadh. Meskipun penyelidikan masih terus dilakukan untuk memverifikasi hal ini dan memahami jalur penularan.
“Sejak awal tahun, total empat kasus dan dua kematian telah dilaporkan di Kerajaan Arab Saudi. Pemberitahuan mengenai kasus-kasus ini tidak mengubah penilaian risiko WHO secara keseluruhan yang masih bersifat moderat,” kata WHO dalam keterangan tertulis.
(Hidayatullah)