Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Migrant Forum in Asia (MFA) M. Miftah Farid menyatakan Pemerintah Indonesia tidak serius dalam melindungi buruh migran Indonesia yang berada di negara-negara konflik.
Menurutnya, ada keanehan dalam penanganan kasus Siti Maimunah binti Muhtar Bisri ini, buruh migran Indonesia yang tewas di Libanon. "Menurut keterangan KBRI Kuwait dan KBRI Lebanon, mereka telah menyampaikan informasi kematian ini sejak tanggal 23 Juli 2006 ke Jakarta, namun keluarga Siti Maimunah baru diberitahu pada tanggal 26 Juli 2006. Itupun setelah Migrant CARE pada tanggal 25 Juli 2006 me-release pernyataan mengenai kematian buruh migran perempuan Indonesia ini," ujar Farid di Jakarta, Kamis (27/7).
Dijelaskannya, Siti Maimunah binti Muhtar Bisri, wanita asal Sukabumi Jawa Barat ini sebenarnya kerja di Kuwait. Namun ketika mengikuti majikannya berlibur di Lebanon ia tewas kena rudal Israel.
"Ini memperlihatkan betapa rentannya kondisi buruh migran Indonesia yang bekerja di luar negeri. Kerentanan ini seharusnya diantisipasi dengan kebijakan perlindungan yang wajib diberikan Pemerintah Indonesia,” katanya.
Ketidakseriusan yang lain, lanjutnya, juga ditunjukkan dengan adanya pengabaian dari Pemerintah Indonesia terhadap seruan untuk segera mengevakuasi seluruh buruh migran Indonesia yang diperkirakan masih banyak berada di Lebanon. Pemerintah Indonesia bersikukuh bahwa tidak ada buruh migran Indonesia yang bekerja di Libanon karena Libanon bukan merupakan wilayah penempatan resmi.
Atas kenyataan tersebut, Migrant Forum in Asia – Indonesia, yang merupakan sebuah jaringan regional organisasi buruh migran mendesak Pemerintah Indonesia untuk bertindak cermat dan benar-benar serius untuk menyelamatkan buruh migran Indonesia yang masih berada di Lebanon.
Karena itu pula, MFA minta pemerintah mengupayakan pemulangan segera jenazah almarhumah Siti Maimunah binti Muhtar Bisri ke kampung halamannya dan segera memenuhi segala hak yang diperolehnya. "Pemerintah juga harus mengklarifikasi dugaan penyembunyian informasi atas kematian Siti Maimunah binti Muhtar Bisri yang mengakibatkan keterlambatan informasi yang diterima keluarga," tegasnya. (dina)