Pemerintah Diminta Stabilkan Harga Minyak Goreng

Pemerintah memperkirakan produksi minyak sawit mentah (CPO) mulai bulan Juli 2007 akan mengalami peningkatan, karena akan memasuki masa panen hingga akhir tahun 2007.

Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Perindustrian Fahmi Idris dalam rapat kerja dengan komisi VI, di gedung DPR, Jakarta, Senin (18/6).

Ia menjelaskan, produksi CPO pada bulan Juli diperkirakan mencapai 1, 579 juta ton, kemudian pada bulan Agustus 1, 623 juta ton, dan bulan September 1, 699 juta ton, sedangkan pada bulan Oktober sedikit mengalami penurunan menjadi 1, 347 juta ton, dan mengalami kenaikan lagi pada bulan November menjadi 1, 620 juta ton, serta Desember sebesar 1, 699 juta ton.

Lebih lanjut Fahmi mengatakan, dari segi kuantitas produksi CPO dan minyak goreng sudah mencukupi, di mana konsumsi CPO dalam negeri selama 5 bulan mencapai 1, 9 juta ton dengan rata-rata pemakaian dalam negeri, termasuk stok berkisar 0, 38 juta ton per bulan, dengan jumlah produksi Januari sampai Mei sebesar 6, 4 juta ton.

"Bila konsumsi dalam negeri per tahun 4, 35 juta ton atau sama dengan 0, 36 juta ton per bulan, maka jumlah CPO yang dialokasikan ke pasar dalam negeri cukup, " imbuhnya

Ia menambahkan, peningkatan harga jual minyak goreng di dalam negeri, disebabkan karena meningkatnya harga CPO internasional, sehingga pengolah harus menyesuaikan dengan harga pasar internasional.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi VI DPR Refrizal meminta agar pemerintah tetap menjaga lalu lintas distribusi minyak goreng di pasar dalam negeri, sehingga kenaikan harga CPO internasional tidak berimbas kepada masyarakat dan industri kecil ditanah air.

"Bagaimana pun kondisinya harga minyak goreng tetap harus pada kisaran 6.000-6.500 per kilogramnya, jangan rakyat menjadi sasaran kenaikan harga dan ekspor, UKM kita sudah gulung tikar akibat naiknya harga minyak goreng, " imbuhnya. (novel)