Koalisi Anti Utang (KAU), bersama sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) antara lain, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Serikat Petani Indonesia (SPI), dan Solidaritas Indonesia (SP), mendesak agar pemerintah tidak lagi tergantung dengan Bank Dunia.
"Saat ini merupakan momentum yang tepat agar pemerintah tidak terjebak kepada rencana skema finansial Bank Dunia yang sebenarnya bisa menyebabkan Indonesia terjebak kepada utang baru," kata Ketua KAU Dani Setiawan disela-sela aksi demo di depan Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (14/10).
Menurutnya, kebijakan Bank Dunia juga telah membuka liberalisasi sektor perbankan dan menyebabkan munculnya berbagai program yang memiskinkan rakyat seperti menghapus subsidi.
Selain itu, KAU juga mendesak agar pemerintah menurunkan harga-harga yang antara lain bisa tercapai dengan menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terlebih dahulu."Dengan menurunkan harga minyak otomatis harga-harga yang lainnya juga akan turun," ujar Dani.
Ia juga mendesak agar pemerintah melakukan renegosiasi utang luar negeri, agar dapat lebih mengefisienkan anggaran negara untuk sektor UKM.
Dani mengkritik usaha pemulihan krisis finansial global terkini yang dilakukan pemerintah yang lebih memperhatikan sektor perbankan dan korporasi.
Aksi yang diikuti oleh sekitar 40 orang itu juga diwarnai dengan aksi teatrikal yang berupa sebuah globe atau bola dunia yang sedang dipanggul oleh dua orang.
Di dalam aksi tersebut juga terdapat seseorang yang mencambuk dua orang pemanggul globe, yang menurut LSM menyimbolkan akibat dan hasil dari kebijakan finansial yang dikeluarkan oleh sejumlah lembaga keuangan internasional. (novel)