Ketua Panja Anggaran Bahrudin Nasori menyatakan, pemerintah dan DPR sepakat menyelamatkan 15 BUMN yang sakit dan dana yang dialokasikan mencapai Rp 2,195 triliun.
Menurutnya, sumber dananya berasal dari privatisasi BUMN sepanjang 2006. Garuda Indonesia rencananya akan kebagian dana segar dari (pemerintah-red). Oleh sebab itu, target privatisasi 2006 yang semula Rp 3 triliun naik menjadi Rp 3,195 triliun. Dari privatisasi itu Rp 1 triliun masuk kas negara di APBN.
“Jumlah BUMN yang diselamatkan itu lebih banyak dibandingkan usulan Pemerintah di RAPBN-P 2006, yaitu 5 BUMN. Yaitu PT Merpati, Garuda, Kertas Kraft Aceh, PT Kereta Api (Persero) dan Sang Hyang Seri,” papar Nasori kepada pers di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (14/9).
Sedangkan BUMN tambahan itu mencakup Pupuk Iskandar Muda, Perikanan Nusantara, Kliring Berjangka Indonesia, Kertas Leces, PT Pertani, Industri Kereta Api, Perum Sarana pengembangan Usaha, Dirgantara Indonesia, Perum PPD dan PT Semen Kupang.
Khusus untuk Garuda katanya, dananya akan dikucurkan dalam dua tahap, yaitu Rp 500 miliar pada APBN 2006 dan sisanya Rp 500 miliar pada 2007. Sedangkan untuk Merpati, DPR memberi catatan, dana hanya digunakan membayar utang kepada Bank Danamon, supplier vendor dan kegiatan untuk pertumbuhan perusahaan yang lain.
Ia juga membantah telah dilobi Garuda dan Merpati dalam pencairan dana suntikan untuk dua maskapi nasional itu. “Nggak ada lobi itu. Kita hanya jadi bumper kayaknya nih,” katanya meyakinkan.
Mengenai penyuntikan dana buat Garuda dan Merpati itu, kata Nasori, pihaknya hanya menerima usulan pemerintah yakni Meneg BUMN dan Menteri Keuangan. Sementara dananya dari hasil penjualan saham pemerintah sebesar 5,03 persen di PT. Perusahaan Gas Negara (Tbk). (dina)