Lazuardi Birru, LSM yang memiliki perhatian pada isu radikalisme dan terorisme serta menentang segala bentuk kekerasan atas nama agama, kembali meluncurkan komik berjudul “Kutemukan Makna Jihad”. Komik“Kutemukan Makna Jihad” berisi kisah nyata mantan Ketua Mantiqi 3 Jamaah Islamiyah (JI) Nasir Abas. Iwan Setiawan korban Bom kedutaan besar Australia terjadi tepat 7 tahun yang lalu 9 September 2004 dan Dani Dwi Permana pelaku bom bunuh diri JW Marriott Jakarta 17 Juli 2009.
“Peluncuran komik ini dimaksudkan agar masyarakat terutama generasi muda mengetahui makna jihad yang sebenarnya. Ini merupakan upaya preventif dan edukatif terhadap meluasnya paham radikalisme dan terorisme di kalangan generasi muda bangsa”, tegas Praga, Perwakilan Lazuardi Birru dalam acara peluncuran buku tersebut pada Jum’at(9/9)di Jakarta.
Diharapkan peluncuran komik ini dapat memberikan pemahaman dan edukasi pada generasi muda mengenai aksi terorisme. Tentunya, program ini tidak akan berjalan tanpa dukungan dari lapisan masyarakat. Oleh karena itu, Lazuardi Birru mengundang berbagai pihak untuk ikut serta menciptakan Indonesia yang aman, damai, dan sejahtera.
Sementara itu, Nasir Abas yang menjadi narasumber utama mengungkapkan bahwa secara keseluruhan semua kisah keterlibatannya dalam Jamaah Islamiyah tertuang dalam komik tersebut. “Segala pengalaman saya, semuanya terbeberkan dalam komik itu. Mulai dari pertama saya mengenal jaringan Jamaah Islamiah hingga menempati posisi penting dalam jaringan tersebut. Termasuk siapa saja dari mereka yang masih ada di Indonesia,” katanya.
Nasir Abas berharap pengalamannya ini menjadi pelajaran bagi generasi muda bahwa jihad bukan dimaknai dengan melakukan aksi teror di masyarakat. “Jihad dalam arti perang harus jelas area pertempuran dan musuhnya. Di Indonesia sampai saat ini tidak ada musuh dan area yang jelas yang harus diperangi. Oleh karena itu, saya menilai aksi teror yang selama ini terjadi tidak sesuai dengan apa yang pernah mereka pelajari sewaktu di Afghanistan,” tegas Nasir.
Sementara itu, Ketua Umum Askobi Wahyu Adiartono mengatakan, penerbitan komik ini menjadi salah satu pendekatan efektif kepada kaum muda untuk mengenalkan makna jihad dalam ajaran Islam. "Ini salah satu cara yang bisa masuk di kalangan muda agar mereka lebih mudah memahami kampanye anti teroris ini. Ini kan tidak kaku dan monoton," jelas orang yang selamat dari Bom Marriott. (mzs)