Pelayanan kesehatan terhadap warga pasca musibah banjir harus dilakukan, karena setelah banjir surut dikhawatirkan akan timbul wabah penyakit seperti infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), penyakit kulit dan diare.
Untuk membantu pelayanan kesehatan terhadap para korban banjir, sejak hari pertama musibah banjir sampai saat ini Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) mengerahkan 50 orang dokter ditambah 20 orang perawat dan apoteker yang diterjunkan langsung di lokasi banjir.
Hal tersebut disampaikan oleh Pengurus BSMI Pusat Muhammad Rudianto ditemui di Kantor Sekretariat BSMI, Jakarta, Jum’at (9/2).
"Pada umumnya mereka yang kita bantu mengeluhkan penyakit ISPA, penyakit kulit, luka-luka ringan, dan juga trauma, " jelasnya.
Ia mengatakan, untuk pasien yang memerlukan pertolongan lebih lanjut, sudah dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Di antara korban banjir yang sudah dirujuk, berasal dari Kelurahan Cililitan ada enam orang, dan mereka umumnya kaum wanita.
"Mereka yang dirujuk untuk dirawat intensif itu, umumnya ibu-ibu, ada yang karena panas tinggi, hamil, maupun gangguan psikologis, " katanya.
Rudi menambahkan, BSMI juga memberikan bantuan yang sifatnya non medis, dengan mendirikan posko induk di depan kantor dan di Jatinegara Barat guna menampung warga yang belum bisa kembali ke rumah, dan juga dapur umum untuk memberikan bantuan makanan kepada korban yang membutuhkan.
Sementara itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menghimbau kepada warga untuk meminta antibiotik ke posko medis untuk mencegah berjangkitnya penyakit leptospirosis, akibat air kencing tikus atau penyakit pasca banjir lainnya.(novel)