Eramuslim.com – Pemprov DKI dibawah kepemimpinan Gubernur DKI Anies Baswedan akan segera mencabut larangan sepeda motor melintas di kawasan Sudirman-Thamrin.
Pemprov DKI akan mengumumkan hasil kajian tersebut pekan depan.
“(Kajian) ada masukan ini ada dari pakar, kemudian juga dari BPTJ (Badan Pengelola Transportadi Jabodetabek) karena BPTJ sendiri ternyata memiliki jasa konsultasi terhadap itu. Tapi kami mencoba mensimulasikan temuan skenario semua skenario untuk kemudian diputuskan. Nah target penetapannya adalah di minggu kedua Desember besok,” kata Wakil Kepala Dishub DKI Sigit Widjatmoko saat dihubungi, Selasa (5/12/2017).
Sigit mengatakan, penerapan dari pencabutan larangan motor akan dilakukan bertahap. Hal itu juga akan disinergikan dengan persiapan Asian Games 2018.
“Seluruh kawasan Sudirman-Thamrin tidak bisa dilakukan secara serempak. Kami nanti tetap bagi segmen dan pertahapan mana yang harus ditangani lebih dulu yang kaitannya sebagai frontline Asian Games dan mana yang nanti pada tahapan berikutnya,” terang dia.
Dishub DKI, menurut Sigit, masih terus mengkaji teknis bila nantinya pencabutan larangan motor diterapkan.
“Kami kaji mau diputuskan diperpanjang atau tidak. Terus kalaupun ditetapkan uji cobanya nanti seperti apa. Kalau tidak ditetapkan nanti modelnya seperti apa,” papar Sigit.
Diketahui, kebijakan rencana pencabutan larangan roda dua itu dilakukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk memastikan semua wilayah di Jakarta dapat diakses seluruh warga. Baik oleh kendaraan roda dua, kendaraan roda empat, atau lebih.
“Kami ingin memastikan bahwa seluruh area di Jakarta ini memang accessible kepada warganya. Bagi yang berkendara roda dua, roda empat, ataupun yang lebih,” kata Anies, baru-baru ini.
Mengenai apakah kendaraan roda dua nantinya akan dibangunkan jalur khusus di kawasan Sudirman-Thamrin, Anies mengungkapkan hal itu merupakan tugas perancang. Yang pasti, dalam rancangan yang baru, ruas Jalan Sudirman-Thamrin harus dapat mengakomodasi kendaraan roda dua yang notabene adalah rakyat menengah ke bawah.
“Nah itu kembalikan lagi kepada perancangnya. Arahannya adalah semua harus bisa caranya bagaimana nah itulah tugas perancang kan sekolah tinggi-tinggi harus bisa merancang,” ujar Anies. (kl/ts)