Eramuslim.com – Akademisi Cross Culture Institute, Ali Syarief menyayangkan narasi kadrun yang sering disebutkan oleh para buzzer bahkan oleh pejabat negara seperti Ali Mochtar Ngabalin.
Dia menilai, narasi kadrun mengandung rasisme kepada kelompok agama tertentu.
“Peristiwa rasisme di Amerika terhadap orang-orang Asia. Peristiwa itu persis terjadi dengan apa yang di Indonesia saat ini. Bahwa bukan buzzer saja yang mengungkap istilah-istilah kadrun, termasuk anggota KSP, Ngabalin, dia mengatakan kadrun juga,” ujar Ali Syarief dikutip kanal YouTube-nya, Kamis (22/7).
Menurut dia, kata kadrun sering disematkan kepada orang-orang Islam, hingga orang-orang Islam keturunan Arab.
“Apa itu Kadrun, di dalam persepsi saya, dan pada umumnya paham bahwa ketika seseorang menuduh seseorang dengan istilah kadrun, maka itu artinya adalah dia keturunan Arab, dia orang Islam yang fanatik, dia orang yang pakai gamis, dia orang yang berjanggut, dan dia orang yang suka dengan poligami,” ungkapnya.
Dia menilai, kata kadrun adalah wujud rasisme yang terjadi di Indonesia, negara yang menganut paham pancasila.
Sungguh memecah bela kehidupan berbangsa.
“Jadi ini semua adalah wujud dari rasisme yang tidak pantas terjadi di negara yang menganut ideologi Pancasila. Tapi dilalukan dengan dorongan dan inisiatif dari rezim. Ini aib bagi bangsa ini, memecah bela. Menghina-hinakan dan menurunkan martabatnya sendiri,” ungkapnya.
Dan yang lebih aneh lagi, lanjut dia, seolah orang-orang Arab dipandang negatif dan terbelakang.
Padahal, Arab kini diproyeksi masuk negara super power di Dunia pada tahun-tahun mendatang.
“Malah sebaliknya Indonesia tidak termasuk dari 10 besar negara super power yang diprediksi oleh para ahli,” ungkapnya.[fajar]