Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengingatkan aparat penegak hukum, agar jangan pernah melakukan kompromi dengan setiap orang yang terlibat narkotika dan bahan obat berbahaya (narkoba).
"Aparat harus tegas, jangan mau kompromi-kompromi. Kita ini ingin menyelamatkan anak bangsa, jangan sampai generasi bangsa ini makin rusak moralnya, " kata Ketua PBNU Ahmad Bagdja di Jakarta.
Menurutnya, aturan hukum menyangkut produsen, bandar pengedar, dan pemakai narkoba harus benar-benar ditegas, dan tidak disepelekan. Dan sebagai salah satu ormas Islam di Indonesia,
PBNU sangat was-was dengan peredaran narkoba di Indonesia, yang disebutnya semakin merejarela dan menyentuh hampir seluruh lapisan masyarakat.
"Narkoba makin merajarela. Setiap segmen masyarakat sudah kena, tak hanya digunakan oleh anak-anak sekolah, tapi juga anak-anak yang belajar di pesantren, "ujarnya.
Berbagai kasus narkoba yang terekspos, lanjut Bagdja baru yang tampak di permukaan, sehingga harus dilakukan upaya yang lebih dalam melakukan pencegahan.
Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Idy Muzayyad menganggap, narkoba kini telah menjadi penyakit akut yang bisa menjangkiti semua orang. Agar rantai penyebaran narkoba bisa diputus, IPNU mendesak aparat penegak hukum untuk memberlakukan hukuman yang berat bagi produsen, bandar, pengedar, juga pengguna narkoba.
"Narkoba seperti penyakit akut, semua orang sekarang bisa pakai narkoba. Itu karena penyebaran narkoba yang sangat cepat dan oleh jaringan yang sangat kuat. Kuncinya sekarang adalah memberlakukan hukum yang membuat orang kapok, serta operasi yang terus menerus terhadap kelompok yang terkait narkoba, "tandasnya. (novel)