Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH A.Hasyim Muzadi kembali mendorong bangsa Sudan agar menyelesaikan konflik di Darfur, Sudan Selatan secara damai.Dan Ia akan mendukung penuh upaya-upaya penyelesaian konflik di kawasan negara kaya minyak itu agar korban nyawa tak terus berjatuhan.
Pernyataan itu dikemukakannya dalam kesempatan berpidato pada acara pembukaan Al-Majlisul A’la Li Da’matil Islamiyah yang dihadiri Presiden Sudan Omar Al-Bashir di ibukota Sudan, Khourtoum, Rabu.
"PBNU mendukung penyelesaian kasus Darfur atau Sudan Selatan melalui diplomasi dan politik dalam negeri Sudan, " kata Hasyim sebagaimana siaran pers yang dilansir oleh PBNU.
Pada kesempatan itu, Hasyim mengingatkan pula agar upaya menciptakan perdamaian di Darfur tidak melibatkan campur tangan asing, kecuali Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
"Jangan sampai ada campur tangan asing. Satu-satunya yang relevan hanya PBB. Dan Indonesia adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Sudan" kata Sekretaris Jenderal Konferensi Internasional Cendekiawan Islam (ICIS) itu.
Kunjungan Hasyim ke Sudan, selain membawa agenda penyelesaian konflik Darfur, juga untuk meningkatkan hubungan kerjasama antara negara tersebut dengan Nahdlatul Ulama.
Ia menyatakan, kerjasama yang telah dilakukan selama ini antara lain di bidang pendidikan, kebudayaan dan ekonomi, hal itu kedepannya akan terus ditingkat.
Menurut Hasyim, hubungan hangat antara NU dengan Sudan memunculkan ketertarikan masyarakat setempat untuk masuk sebagai anggota NU. "Saya katakan sampai saat ini yang masuk NU hanya WNI. Tidak tahu bagaimana Muktamar NU yang akan datang, apakah hal tersebut bisa diterima atau tidak, "imbuhnya.
Hasyim juga mengakui, meski menerapkan Islam formal, Sudan merupakan negara demokratis yang menghargai masyarakat non muslim.(novel/nu.ol)