Pemerintah Republik Islam Iran dan Pengurus Besar Nahdlatul ulama (PBNU) sepakat menjalin kerjasama dalam menyelesaikan konflik di Timur Tengah. Khususnya konflik antara Syiah-Sunni di sejumlah negara yang hingga kini masih berlangsung.
Iran—PBNU bertekad akan memperkecil jurang pemisah antara Sunni dan Syiah dalam ikatan ukhuwwah Islamiah. Kesepakatan kerjasama itu merupakan hasil dari pertemuan Ketua Umum PBNU KH. Hasyim Muzadi dan Ketua Mahkamah Agung Iran Syeikh Ayatulah Syahroudi di Teheran, Iran, Sabtu lalu. Ayatullah Syahrudi merupakan tokoh yang sangat disegani karena kedudukannya sebagai Chief of Justice yang langsung berada di bawah Ayatullah Ali Khamenei.
“Iran dan PBNU sama-sama bertekad untuk memperkecil jurang pemisah antara Sunni dan Syiah dalam semangat ukhuwwah Islamiah, ” ujar KH. Hasyim Muzadi di Gedung PBNU, Jl. Kramat Raya, 164 Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, Hasyim yang juga Sekjen International Conference of Islamic Scholars (ICIS) menyampaikan ide dan gagasan serta dukungan pemerintah Indonesia terhadap program nuklir Iran untuk kepentingan damai. Beliau menyampaikan bahwa NU, Parlemen dan Pemerintah Indonesia mendukung hak Iran untuk menggunakan teknologi nuklir untuk tujuan damai.
Ia menambahkan, untuk menindaklanjuti kesepakatan kerjasama itu, Ayatullah Syahroudi merencanakan berkunjung ke Indonesia pada 8 Maret mendatang. Ia akan melakukan pertemuan dengan para ulama dan tokoh NU untuk menyerap ide dan gagasan NU terkait konflik Timur Tengah. Upaya tersebut diyakini bisa menjembatani penyelesaian konflik sektarian di kalangan Islam.
Setelah bertemu Ayatullah Shahroudi, Hasyim bertemu dengan Ayatullah Ali Tashkhiri, Rektor Universitas Pendekatan Mazhab (Taqribu Mazahib) yang juga penasehat Presiden Iran, serta Ketua Parlemen Iran. Dalam pertemuan itu, kedua tokoh sependapat bahwa krisis dan kekerasan di Irak merupakan akumulasi dari banyak faktor yang sangat kompleks.
Pertemukan Syiah dan Sunni
Kunjunga Muzadi ke Iran, juga untuk mempertemukan tokoh-tokoh Islam dunia dalam konferensi ulama-ulama besar terbatas Timur Tengah dan Asia Tenggara di Jakarta dalam waktu dekat ini. PBNU sebagai penggagas dalam konferensi itu, sementara pemerintah Indonesia sebagai penyelenggaranya.
Para tokoh tertinggi Syiah dan Sunni, terutama yang berasal dari Irak dipastikan akan hadir dalam konferensi tersebut. Konferensi itu sangat strategis untuk mengetahui siapa sesungguhnya yang bermain di Irak sehingga kekerasan demi kekerasan terus terjadi.
Pertemuan dengan Ketua Rabithah Alam Islamy Syeikh Abdurrahman Al-Ilfani di Konsulat Jenderal RI Jeddah selaku salah satu tokoh di Jeddah itu juga menyinggung masalah Palestina, Lebanon, dan Irak. Syeikh Abdurrahman Al-Ilfani menyatakan kesediaannya untuk datang ke Indonesia untuk memenuhi undangan Indonesia dalam konferensi ulama-ulama besar terbatas Timur Tengah dan Asia Tenggara di Jakarta dalam waktu dekat ini. (dina)