Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) akan berupaya mengajak dialog kelompok Taliban di Afghanistan, di mana salah satu agenda pembicaraannya tentang penyanderaan warga Korea Selatan.
"PBNU dengan sungguh-sungguh sedang mengatur langkah untuk menyampaikan undangan ke salah seorang ulama Taliban agar berkesempatan datang ke Indonesia, " kata Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, di Jakarta, Ahad(5/8).
Menurutnya, selain membicarakan masalah 21 orang warga negara Korsel yang masih disandera oleh Taliban, dalam dialog tersebut PBNU ingin membahas seputar masalah keagamaan dan internasional dengan ruang lingkup pembahasan yang lebih luas.
Meski Taliban belum membebaskan warga Korsel yang ditawan, Ia melihat adanya perkembangan positif seputar upaya pembebasan sandera. Hal tersebut, ditandai dengan sikap Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang juga berupaya keras ikut membebaskan para sandera.
"Tampak ada perkembangan positif terhadap sandera Korsel oleh Taliban dengan sikap OKI yang minta pembebasan, "ujar Presiden Konferensi Dunia Agama-agama untuk Perdamaian (World Conference on Religion and Peace-WCRP) itu.
Selain itu, lanjutnya, terlihat ada kemauan dari pihak Taliban untuk mempertimbangkan dialog dengan tim dari Korea Selatan, sehingga umat Islam Korsel menyatakan kesiapan untuk membantu pembebasan sandera tersebut dengan cara yang Islami dan nasionalistik.
Ia berharap, seruan PBNU soal pembebasan warga Korsel yang ditawan Taliban itu segera dilakukan, sebab pesan yang disampaikan PBNU itu telah diterima oleh kelompok Taliban di Afganistan.
Seperti diketahui, Taliban menculik 23 warga Korsel pada 19 Juli di provinsi wilayah selatan Ghazni ketika mereka sedang dalam perjalanan dari Kabul menuju provinsi Kandahar. Dua orang sandera, salah satunya Pastur Bae Hyung Kyu, tertembak mati.(rz/novel)