Merasa ‘gerah’ dengan penghinaan yang dilakukan oleh Anggota Parlemen Belanda Geert Wilders, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ingin membuat film untuk menandingi ”Fitna”, film karya Geert Wilders yang melecehkan agama Islam dan Al-Quran.
"Ini untuk menjelaskan bahwa apa yang ada di `Fitna` itu tidak benar. Bahwa orang Islam itu ada yang keras, oke, tapi bukan Islam-nya, " ujar Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi di Sekretariat PBNU, Jakarta.
Dalam film tandingan itu, kata Hasyim, akan diungkapkan fakta-fakta yang menunjukkan bahwa yang dikemukakan Wilders dalam "Fitna" sangat bertolak belakang dari kenyataan.
"Kita akan tunjukkan siapa sebenarnya yang jahat. Setelah berakhirnya perang dingin, yang paling banyak membunuh orang itu umat Islam atau mereka yang Islamophobia, " tegas Presiden World Conference on Religions for Peace itu.
Sebelumnya, PBNU menagih janji Perdana Menteri Belanda Jan Peter Balkenende untuk menindak Geert Wilders karena filmnya telah disebarkan ke publik.
Sebelum "Fitna" disebarkan, pada 13 Maret lalu, Hasyim bersama sejumlah pemimpin agama yang tergabung dalam Komunitas Umat Beragama Indonesia telah mengirim surat kepada PM Belanda meminta agar pemerintah Kerajaan Belanda berusaha secara maksimal mencegah pemutaran film dan penyebarannya.
Pada 26 Maret, Hasyim menerima jawaban dari PM Belanda yang intinya pemerintah Belanda memahami kekecewaan para tokoh agama di Indonesia, sehingga belum bisa bertindak jika film tersebut belum disebarkan. Namun film tersebut sudah disiarkan, maka kejaksaan Belanda dapat menginvestigasi apakah ada aspek kriminal dalam film tersebut atau tidak. (novel/nu.ol)