Meski para ulama dan tokoh ormas Islam selalu mengingatkan agar umat dapat menahan diri, aksi kekerasan masih saja menghantui pasca dikeluarkan SKB Ahmadiyah. Guna mengantisipasi itu, Ketua Umum PBNU KH. A.Hasyim Muzadi mengatakan, pihaknya bersedia memberikan pengamanan apabila diminta oleh pemerintah, namun NU tidak mau terjun sendiri sebab dapat menimbulkan konflik horizontal dan tindakan anarkis baru.
Menurut Hasyim, Nahdlatul Ulama tidak pernah mentolerir berbagai bentuk kekerasan, dan NU memandang Ahmadiyah sebenarnya telah melakukan kekerasan agamis dan keyakinan terhadap Islam.
"NU tidak hanya mengenal kekerasan fisik, tapi juga kekerasan yang bersifat agamis atau ideologis. Misal, kita tidak setuju kekerasan fisik FPI. Tapi, kita (umat Islam) juga tidak setuju kalau ada orang mengaku nabi atau mengaku sebagai (malaikat) Jibril, ” ujar Hasyim Muzadi dalam jumpa pers, di Sekretariat PBNU, Jakarta, Rabu (11/6).
Dalam kesempatan itu, Hasyim menyatakan, Nahdlatul Ulama bersedia untuk membantu menyadarkan para pengikut Ahmadiyah untuk kembali pada akidah Islam yang lurus.
Ia menegaskan, para ulama dan kyai yang ada di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) siap menjalankan misi dakwahnya, dan diharapkan para pengikut Ahmadiyah bisa menyadarinya serta merubah cara pemikiran dan akidahnya.
"Kita siap dan aktif untuk itu, NU siap digunakan tenaga dan pikirannya, untuk mengambil porsi dari sisi dakwahnya, sebab keyakinan hanya mungkin dihilangkan melalui dakwah yang bijak, " pungkasnya.(novel)