Eramuslim.com – Calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kembali menuai kontroversi, kemarahan dan kecaman masyarakat terkait pernyataannya tentang Surat Al-Maidah ayat 51.
Menanggapi hal itu, Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PBHMI) menilai bahwa sebagai gubernur, Ahok tidak dapat memposisikan diri jadi pemimpin yang baik dan bijak. Serta mampu menjadi tempat bernaung bagi seluruh komponen masyarakat tanpa membedakan suku, ras dan agama.
“Perkataan Ahok yang menyatakan bahwa anda (umat muslim) dibodohi dengan menggunakan ayat Al Quran Surat Al-Maidah ayat 51 itu jelas sudah menistakan kitab suci Al-Quran. Sebagai umat muslim kami merasa tersinggung dan kami mengecam keras,” ujar Ketua Umum PBHMI Mulyadi P. Tamsir dalam keterangannya di Jakarta (Jumat, 7/10).
Menurutnya, seorang pemimpin harus mampu menempatkan dan menyesuaikan diri serta mampu menjaga etika sehingga bisa menjadi teladan bagi seluruh kelompok masyarakat.
“Ini bukan kali pertama Ahok melontarkan pernyataan kontroversial yang menyakiti perasaan masyarakat luas. Dari itu kami menilai bahwa tidak terdapat nilai-nilai kebijaksanaan yang melekat pada diri Ahok,” jelas Mulyadi.
Dia menilai, gaya bicara Ahok di depan publik seolah-olah tegas dan apa adanya namun tidak beretika mencerminkan kepribadian yang cacat mental.
“Ahok harus belajar lagi cara bagaimana berbicara dengan menggunakan bahasa yang lebih bijak, santun dan beretika,” ungkap Mulyadi.
Semakin panasnya persaingan politik jelang Pilkada DKI Jakarta 2017, Mulyadi berharap masyarakat bersikap tenang, bijaksana dan jangan terprovokasi oleh pihak-pihak yang sengaja mencederai proses demokrasi.
“Kita berharap proses pemilihan gubernur DKI berjalan baik dan masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya dengan memilih pemimpin dapat menjadi teladan dan menjadi tempat bernaung bagi seluruh masyarakat Jakarta,” tegas Mulyadi. (ts/rmol)