Penempatan pasukan Islam untuk menggantikan pasukan koalisi AS di Irak akan dilakukan jika proses rekonsiliasi nasional di Irak tercapai.
Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Deplu Desra Percaya dalam media briefing, di Departemen Luar Negeri, Jakarta, Jum’at (13/4).
Menurutnya, sesuai dengan hasil Deklarasi Bogor dalam pertemuan Pemimpin Umat Islam untuk rekonsiliasi Irak awal bulan lalu, telah merekomendasikan bahwa penarikan pasukan asing itu akan dilakukan pada saat yang tepat dan dengan cara teratur.
"Bukan dengan tiba-tiba ‘brak’ AS mundur, kemudian kita menggelar pasukan, tidak, karena akan dikondisikan kembali setelah disepakatinya rekonsiliasi nasional di Irak, jadi kita belum bicara waktunya kapan, "ujarnya.
Lebih lanjut Desra menegaskan, Indonesia juga telah mengetahui rencana penambahan pasukan AS di Irak, namun untuk menjaga keberhasilan misi perdamaian yang telah disepakati oleh pemimpin negara Islam, pengiriman pasukan untuk menggantikan pasukan koalisi itu akan dilakukan jika kondisi sudah kondusif.
"Kalau belum ada kesepakatan damai di dalam negeri Irak sendiri, bisa dipastikan misi perdamaian seperti ini jika dteruskan akan membawa korban baru, atau tidak akan membawa sukses seperti yang diharapkan, "jelasnya.
Mengenai negara mana saja yang akan dilibatkan dalam penggelaran pasukan, Ia menyatakan, yang pasti akan membawa bendera pasukan dari negara Islam, tanpa menyebutkan asal negaranya. (novel)