Meski mengalami kerusakan akibat serangan bom di gedung kedutaan besar India di Kabul, Afghanistan, Senin (7/7), Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) tetap beroperasi, tetapi untuk sementara aktivitas seluruhnya akan dikonsentrasikan di Gedung Wisma Indonesia yang kondisinya cukup memungkinkan.
"Kegiatan sementara lebih banyak menyangkut pengamanan
dokumen, melakukan pembersihan, pengalihan kantor ke Gedung
Wisma, namun sejauh fungsi-fungsi standar komunikasi dan
lain, sudah mulai diaktifkan, " jelas Juru Bicara Deplu Teuku Faizasyah saat dikonfirmasi tentang kejadian serangan bom di Afganistan.
Menurutnya, kerusakan yang dialami gedung KBRI di Kabul cukup parah, karena ada bagian-bagian tembok gedung yang mengalami kerusakan, sehingga sulit untuk digunakan dalam waktu dekat, membutuhkan renovasi atau perbaikan yang cukup serius.
Dalam kejadian itu, lanjut Faiza, dua diplomat RI mengalami luka-luka ringan, akibat terkena serpihan kaca akibat ledakan bom tersebut. Keduanya pun sempat mengalami syok namun saat kondisinya sudah berangsur membaik.
"Tidak ada korban dari WNI lainnya, jumlah WNI kita di sana total 32 orang, dan lebih kurang 23 di antaranya menjadi komunitas di KBRI, " ujarnya.
Mengenai permintaan klarifikasi dari Pemerintah RI kepada Pemerintah Afganistan terkait peristiwa serangan bom itu, Faiza menyatakan, komunikasi terus berjalan antara perwakilan RI di Kabul dengan kepolisian setempat, hal itu terbukti dengan peningkatan pengamanan dilingkungan KBRI.
Ia juga membenarkan adanya lima orang polisi Afganistan yang ditugaskan mengawal KBRI yang menjadi korban tewas pada saat serangan bom itu terjadi.
"Patut diketahui bahwa kejadian itu berangsung pagi hari, mereka sedang berpatroli di sekitar lingkungan KBRI, saat terjadi ledakan, sehingga mereka sangat dekat di tempat bom meledak, " paparnya. (novel)