Meski parlemen Israel (Knesset) hadir pada Konferensi Inter Parliamentary Union (IPU) di Bali 29 April-4 Mei 2007 mendatang, hal itu sama sekali tidak mengubah sikap politik Indonesia, yang tetap anti-Israel.
Namun, sangat disesalkan Indonesia tidak bisa menolak Israel karena kedatangan mereka atas undangan PBB. Karena itu tidak ada agenda apa pun antara parlemen Indonesia dengan Israel. Kalau pun Israel akan mengajak berbicara dalam forum IPU PBB itu, Indonesia akan menolak keras.
“Indonesia tidak bisa menolak kedatangan parlemen Israel karena hadir atas undangan IPU PBB. Bukan Indonesia. Kebetulan saja pelaksanaan IPU di Bali, ” ujar Abdillah Toha Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) pada wartawan di Gedung DPR/MPR RI Jakarta, Kamis (19/4).
Menurutnya, justru kalau Indonesia menolak kahadiran parlemen Israel, itu sama artinya konferensi IPU bubar. Abdillah menegaskan, Israel datang atau tidak, tidak akan mempengaruhi sikap keras Indonesia terhadap Israel.
“Jadi, kami tegaskan tidak ada agenda pertemuan apa pun antara Indonesia dengan Israel. Kalau pun akan mengajak bicara, maka akan kami tolak, ” tandas dia.
Rencananya, konferensi IPU akan dihadiri 148 negara anggota, termasuk Israel. Dalam konferensi tersebut akan dibahas beberapa permasalahan, antara lain pengamanan global, demokrasi, HAM, dan dialog antar agama.
Dalam kesempatan terpisah, Sekjen PP GP Ansor A. Malik Haramain menyatakan, kedatanga parlemen Israel ke Indonesia pada sidang IPU di Bali, harus dimanfaatkan DPR untuk melobi parlemen negara lain dan mengeluarkan resolusi untuk menekan Israel keluar dari Palestina. (dina)