Parlemen dan Gereja Australia Diduga Terlibat Upaya Disintegrasi Papua

Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon membeberkan sejumlah fakta keterlibatan anggota parlemen dan gereja di Australia dalam mendukung Papua merdeka. Beberapa fakta itu di antaranya, pada 25 Oktober 2000, Direktur Lembaga Study dan Advokasi Hak Asasi Manusia (ELSHAM) Papua, John Rumbiak menandatangani Momerandum of Understanding (MoU) dengan Greg Sword. Intinya mereka mendukung setiap gerakan separatis Papua.

Dijelaskannya, Greg merupakan anggota parlemen tingkat negara bagian Melbourne dari Partai Buruh. Sejak tahun 2000, Ketua Partai Hijau Australia Bob Brown aktif memotori terbentuknya Parliamentary Group on West Papua.

Pada tahun 2003, Bob yang juga seorang senator mengkampanyekan masuknya beberapa submisi kepada parlemen Australia. ”Tema yang diangkat adalah pelurusan sejarah Irian Jaya dan penentuan nasib sendiri bagi rakyat Irian Jaya,” kata Simbolon kepada pers di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (6/4).

Selain itu ada nama Senator Kerry Nettle, anggota parlemen dari Partai Hijau. Dia ini terlibat memperjuangkan suaka politik bagi 42 warga Papua. Bahkan, pada 2 April lalu Nettle mendapatkan penghargaan "Mahkota Papua" dari kelompok pro-separatis di Sydney.

Dari Partai Demokrat Australia, disebut Senator Andrew Barlet yang mendukung kampanye penentuan nasib (self determination) bagi rakyat Irian Jaya. Barlet juga pernah mengirimkan surat kepada Sekjen PBB untuk meninjau kembali keabsahan Pepera 1969.

Parliamentary Group on West Papua yang dimotori oleh Bob Brown juga didukung oleh organisasi internasional seperti Asia Pacific Human Rights Network (APHRN), West Papua Action Australia (WPA-A), Action in Solidarity With East Timor (ASIET), Australian Council for Overseas Aid (ACFOA), East Timor Action Network (ETAN) dan The Centre for People and Conflict Studies The Unversity of Sydney.

Lembaga yang terakhir itu memiliki proyek yang disebut West Papua Project (WPP) dan dipimpin oleh Prof Stuart Rees. Seorang peneliti dan penulis tentang Indonesia Prof Denis Leith juga turut memberikan dukungan terhadap pro kemerdekaan Papua dengan cara membantu penggalangan dana bagi WPP. Selain itu media massa Australia juga sangat berperan.

Christ Richard, seorang redaktur New Internationalist Magazine, Australia, aktif membantu penyelenggaraan seminar tentang Papua di Australia. Salah satu seminar yang pernah diselenggarakan di Gedung Dewan Serikat Buruh, di Victoria pada 25-26 Februari 2003 adalah bertajuk West Papua Features.

Selain nama-nama dan organisasi di atas terdapat nama-nama Duncan Ken (anggota parlemen Australia dari Tasmania), Susan Conely (Persekutuan Gereja Australia), John Barr (bekas Ketua United Church).

Pada 2 April 2006 baru lalu, bendera "Bintang Kejora" dikibarkan oleh West Papua Association (AWPA) di Sydney. Pengibaran bendera itu dihadiri oleh lebih dari 100 orang peserta. Tentang keterlibatan Partai Liberal Australia dalam gerakan separatis Papua sejauh ini belum ada data akurat bagi keterlibatan partai berkuasa itu. sehingga baru tiga partai yang diduga terlibat. “Selama ini partai berkuasa di bawah John Howard itu menyatakan masih konsisten mendukung kedaulatan NKRI,” imbuh dia. (dina)