Soal penghapusan mural ‘Urus Rakyatmu Jangan Kau Urus Muralku’, dia menyebut merupakan inisiatif pembuatnya sendiri. “Untuk penghapusan sendiri, itu bukan dari petugas polisi dan Satpol PP. Itu oleh senimannya secara inisiatif, karena mungkin sudah viral di media sosial namun tentunya kami sudah bertemu orang yang menggambarnya, lalu secara komunikasi, juga mediasi akhirnya ada kesepakatan bersama hari ini,” katanya.
Sementara itu, perwakilan muralis Muhamad Hamidi (37) mengakui memang benar membuat mural ‘KAPAN TATAP MUKA KAMI SUDAH TIDAK MAMPU MEMBELI KUOTA’, dan Mural ‘Urus Rakyatmu Jangan Kau Urus Muralku’ merupakan karya dari rekannya.
“Sebenarnya ada 4 Mural yang 3 itu dibuat oleh saya, dan untuk Mural ‘Urus Rakyatmu Jangan Kau Urus Muralku’ dibuat oleh teman saya, dan memang dihapus oleh pribadi, karena memang telah ada komunikasi sebelumnya, dan membuat resah semuanya, hingga kami pun meminta difasilitasi ruang untuk berkesenian,” kata Hamidi atau sering disapa Medi ini.
Dia juga mengakui meminta untuk bisa dilibatkan dalam memfasilitasi festival mural dalam HUT Karawang ke 388. “Kami pun meminta, agar Muralis ini bisa bebas menggelar kegiatan, khususnya jelang HUT Karawang ini, rencana memang akan membuat festival Mural,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Rabu (1/9) kemarin, dalam pantauan detikcom tulisan ‘Urus Rakyatmu Jangan Kau Urus Muralku’ dihapus oleh cat tembok berwarna kuning, namun masih tampak jelas tulisan tersebut. Sementara untuk mural ‘KAPAN TATAP MUKA KAMI SUDAH TIDAK MAMPU MEMBELI KUOTA’ tidak tampak dihapus, hanya saja tertutup oleh lapak pedagang cermin.(detik)