Para Ketum Partai Tunduk Ke Gibran, Eros Djarot: Jangan Sampai Nanti Cium Tangan Gibran

Melihat hal itu, Eros blak-blakan menyebutnya sebagai sinyal bahaya. Dia bilang, Jokowi kurang belajar dari sejarah yang terjadi di masa lalu.

“Itu yang saya bilang bahaya, sebetulnya apasih Pak Jokowi ini. Kurang tahu yah, apakah dia gak tahu cukup, belajarlah dari sejarah,” ungkapnya.

Lanjutnya, jika Indonesia sama seperti China yang memiliki satu Partai, maka tidak ada masalah saat melakukan hal yang terkesan sewenang-wenang.

“Tapi di sistem multi partai, dan cek and balance itu walaupun tidak sempurna, masih ada. Jadi tidak mungkin totalitas ada di dia, tinggal menunggu waktu sekarang, pada saatnya mereka yang tersandera ini emang gak mau balas dendam? Karena dipermalukan,” tandasnya.

Dia pun menaruh perhatian pada Yusril Ihza Mahendra, Ketum Partai Bulan Bintang (PBB) yang saat ini juga mendukung Prabowo-Gibran.

“Kalau saya melihat, maaf saja, Yusril (Ketua Umum PBB), saya lihat gimana yah, Profesor tapi kok, gak sampai hati, di bawah harus tunduk (Gibran), jangan sampai nanti cium tangan sama Gibran,” kuncinya. (sumber: fajar)

Beri Komentar