Panglima TNI: Ada 29 Kali Transaksi Pembelian Senjata

Wakil Asisten Logistik TNI AD almarhum Brigjen Koesmayadi diketahui sudah melakukan transaksi pembelian senjata dan amunisi sebanyak 29 kali antara tahun 2003-2006. Demikian pernyataan yang disampaikan Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto dalm Rapat Kerja dengan Komisi I, di Gedung DPRRI, Jakarta, Senin (10/7).

"Hasil sementara keterangan yang diperoleh dari saksi-saksi, ada 29 kali pemasukan senjata dan amunisi," jelasnya.

Ia menjelaskan, 29 kali pemasukan senjata itu rinciannya sebagai berikut, 6 kali pemasukan senjata berasal dari Singapura mulai dari Mei 2003 sampai Maret 2006, sebanyak 60 pucuk merupakan jenis senjata sport, sedangkan 23 kali pemasukan senjata standar militer berasal dari luar Singapura.

lebih lanjut Panglima menyatakan, senjata standar militer dari luar Singapura itu masuk mulai Maret sampai Oktober 2004, melalui surat pemberitaan import barang dari Mabes TNI melalui Bandara Soekarno-Hatta, Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Tanjung Perak.

"Pembelian senjata itu digunakan untuk beberapa kesatuan di antaranya Kostrad dan Detasemen Intai tempur," tandasnya. Ia menambahkan, saat ini senjata dan amunisi tersebut sedang diinventarisasi dan diidentifikasi.

Panglima menegaskan, dugaan sementara penyelidikan Puspom TNI AD, Wakil Asisten Logistik Brigjen Koesmayadi menyimpa ratusan senjata dan amunisi sebagai koleksi, karena dari beberapa senjata yang ditemukan merupakan jenis yang dipakai pada perang dunia II. Dan untuk sementara, Koesmayadi diduga melanggar administrasi pengelolaan persenjataan, namun untuk proses hukumnya belum dapat ditetapkan karena masih taraf penyelidikan.(novel)