Eramuslim.com – Wakil Sekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin mengomentari langkah PAN yang memilih merapat ke koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dibanding beroposisi.
PAN sendiri sebelumnya menjadi salah satu parpol yang mendapat dukungan dari PA 212 pada Pemilu 2019.
Ketum PAN Zulkifli Hasan dan jajaran saat mendapat dukungan dari Ketum PA 212 Slamet Maarif dkk (dua dari kanan) jelang Pemilu 2019. Foto: ist
Menurut Novel, langkah partai pimpinan Zulkifli Hasan merapat ke Istana merupakan pengkhianatan terhadap pemilih parpol besutan Amien Rais itu.
“PAN rupanya partai yang tidak tahu malu dan telah mengkhianati pemilihnya,” kata Novel Bamukmin kepada JPNN.com, Rabu (15/9).
Novel menilai godaan kursi kabinet lebih menggiurkan bagi PAN dibanding menjaga amanat pemilihnya, sesuai dengan nama parpol berlambang matahari terbit itu.
“Maka, PAN sudah tidak amanat lagi. Maka dari itu, selamat tinggal kepada partai pengkhianat nasional,” tegasnya.
Dia memastikan tidak bakal mendukung PAN di Pemilu 2024 mendatang.
Menurut Novel, PA 212 kembali akan menggelar Ijtima Ulama guna menentukan sikap dalam pesta demokrasi nanti.
“Kami menunggu hasil ijtima ulama,” tandas Novel Bamukmin.
PAN sendiri sudah resmi bergabung dengan koalisi parpol pendukung pemerintahan Presiden Jokowi.
Hal itu sebelumnya terungkap setelah Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Sekjennya Eddy Soeparno diundang dalam pertemuan dengan Jokowi di Istana pada Rabu (25/8) lallu.
Keputusan PAN bergabung ke koalisi Jokowi dipertegas dalam forum Rakernas beberapa waktu setelah pertemuan tersebut,
Belajangan, Zulkifli Hasan juga menyampaikan sudah menyodorkan nama Soetrisno Bachir kepada Jokowi untuk duduk di Kabinet Indonesia Maju. [Jpnn]