Paket kebijakan ekonomi yang dirilis Menko Perekonomian Boediono, Selasa (12/6) lalu menuai kecaman dari banyak kalangan. Ekonom yang tergabung dalam Tim Indonesia Bangkit (TIB), melontarkan berbagai kritik atas isi paket kebijakan itu.
Ekonom Econit yang juga Juru Bicara TIB Hendri Saparini mengatakan, paket kebijakan ini seperti tong kosong yang bunyinya nyaring, sebab banyak hal yang diumumkan tim ekonomi Pemerintah di paket ini, namun tidak memiliki substansi yang jelas.
"Sebuah paket kebijakan semestinya merupakan hidangan yang siap saji, tapi paket Kebijakan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM yang dirilis kemarin, baru berupa daftar belanjaan bahan-bahan, " ujarnya dalam acara jumpa pers ekonom TIB yang khusus menanggapi diterbitkannya paket kebijakan ekonomi, di Resto Bebek Bali, Kawasan Taman Ria Senayan, Jakarta, Rabu (13/6).
Ia mengkritisi, tim ekonomi Pemerintah seperti layaknya penjual makanan, apabila rencana awalnya adalah membuat menu opor, tetapi belum jelas apakah hasil olahan tersebut sesuai rencana awal, meskipun akhirnya jadi opor, namun pembelinya harus menunggu lama.
Sementara itu, Anggota Komisi XI DPR Dradjad H. Wibowo menilai, paket kebijakan Menko Perekonomian Boediono punya empat kelemahan mendasar, antara lain, yang pertama, secara konsep tak mampu langsung mengatasi problem pengangguran dan kemiskinan. Kelemahan kedua, dari segi implementasi, paket ini tak diimbangi dengan kebijakan perombakan birokrasi. Selanjutnya kelemahan ketiga, paket ini tak disertai dengan investasi Pemerintah, misalnya, dengan pembenahan di kepabeanan pelabuhan. Dan yang keempat, paket ini tak disertai dengan penyediaan anggaran memadai, yang didukung oleh APBN.
"Tak ada kebijakan di paket ini yang melindungi industri rumah tangga, dan pedagang UMKM serta pasar tradisional, " tukasnya.
Ia mengaku, pesimis paket kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah bernasib sama dengan paket-paket sebelumnya, hanya berhenti sampai pada level menteri, dan tidak dijalankan oleh para Dirjen dibawahnya. (novel)