Eramuslim – Pertumbuhan ekonomi Indonesia diklaim Bank Indonesia (BI) mengalami kenaikan pesat. Di sisi lain klaim itu justru tidak menjadikan rakyat Indonesia makmur, melainkan kesenjangan antar setiap daerah masih terjadi, kemiskinan bertambah dan indeks pembangunan sumber daya manusia masih rendah.
Dadang Muljawan, Direktur Kebijakan Makro Prudential Bank Indonesia (BI) mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir berada di peringkat ke 3 di dunia 5.6% hanya kalah dari india, 7,4% dan China 9.0%.
“Kontribusi Indonesia dalam estimasi sumber pertumbuhan ekonomi global 2017-2019 sebesar, 2,5%,” ujarnya dalam seminar nasional, bertajuk Islamic Capital Market And Economic Devolepment di Kampus D, Universitas Gunadarma, Depok, Kamis (01/03/2018).
“Di sisi lain kita masih punya tantangan untuk mengatasi kesenjangan, kemiskinan dan pembangunan indeks sumber daya manusia,” imbuh Dadang.
Dadang menjelaskan ketimpangan itu bisa dilihat melalui pertumbuhan di setiap daerah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan pemerataan kebijakan, termasuk dengan menghapus birokrasi yang berbelit-belit.
“Sisi lain ada ketidakpastian perkonomian global akibat dari moderasi Tiongkok dan kerentanan pasar keuangan, normalisasi kebijakan moneter negara maju, geopolitik dan perubahan iklim. Hal itu menjadi tantangan tersendiri,” ungkapnya.
Dia melanjutkan berbagai pengakuan atas reformasi ekonomi dan struktural, posisi Indonesia naik dari 91 jadi 72. Perbaikan ini merupakan kelanjutan dari perbaikan momentum pertumbuhan ekonomi berlanjut sebagai institusi dunia.