Gatot pun mengaku bingung lantaran pengadaan baju dinas anggota DPRD Kota Tangerang ini baru ramai setelah pemenang tender sudah diumumkan. Dia juga mengaku heran lantaran seluruh DPRD kabupaten/kota hingga provinsi seluruh Indonesia juga melakukan pengadaan ini.
“Kita DPRD nggak pernah nyebut merek, itu yang perlu kita luruskan dari awal, kedua bingung kita, kadang saya bingung kok ramainya pada saat ada pemenang, bukan pada saat proses, karena bicara pengadaan baju barang setahun sekali, seluruh DPRD Kabupaten Kota se Indonesia juga mengadakan, termasuk DPRD Provinsi, dan untuk asas keadilan tolong dicek juga dong,” jelasnya.
Gatot lantas mengungkap sebetulnya DPRD Kota Tangerang terbuka ketika ada pihak yang mempersoalkan atau memberi masukan saat proses lelang pengadaan. Dia menyebut beberapa pengadaan juga sempat dibatalkan saat proses lelang.
“Saya kasih contoh ketika kendaraan saya Camry, itu 2 kali gagal lelang, tapi karena ada yang mengingatkan, saat proses, ya saya batalkan, tapi dipersoalkan ketika proses, kemudian juga sama gedung DPRD Rp 40 miliar, jadi kami terima kasih atas masukannya gitu, cuma kadang kita bingung kenapa ramai dan diramaikan saat ada pemenang lelang, bukan saat proses lelang,” ucapnya.
Lebih lanjut, Gatot menyebut proses lelang pengadaan baju tersebut berlangsung 2 minggu yang lalu. Saat itulah, kata dia, tidak ada pihak yang mempersoalkan.
“Nggak denger ada komplain apa-apa, ini sekitar minggu minggu kemarin, 2 mingguanlah, bisa dicek ya, pokoknya pasca-pengumuman itu baru ramai, bukan proses lelang, jadi sudah tampil ada pemenang itu baru ramai. Saat itu ada penawaran dari berbagai macam orang, biasa aja, nggak ada hiruk pikuk gini, makanya saya bingung ada apa ya,” sebutnya.(detik)
Update: Rencana konyol ini akhirnya dibatalkan setelah viral dan mendapat banyak cemoohan rakyat. Bahkan banyak yang bilang jika para pejabat itu mau baju yang branded, ya pakai uang sendiri, jangan pakai uang rakyat!