Ormas-Ormas Islam Desak Polisi Usut Pemurtadan Anak Muslim Depok

Kasus Kristenisasi 72 anak-anak Muslim Depok, kini memasuki babak baru. Akibat ulah beberapa warga Kristen di Depok yang membaptis anak-anak SD-SMP di Gereja Bethel Depok, kini para ulama Depok bersatu melawan aksi-aksi pemurtadan.

Menurut Ketua Humas Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII), N. Hidayat, para ulama dan ormas-ormas Islam Depok telah beberapa kali mendatangi Polres Depok, meminta agar pelaku-pelaku utama pembaptisan diajukan ke pengadilan.

"Sabtu lalu, 27 Januari 2007, puluhan ulama, habib, wakil ormas-ormas Islam Depok, mereka melakukan unjuk rasa ke Polres Depok. Mereka meminta aparat kepolisian segera meminta keterangan kepada Sugito dan para pelaku pembaptisan, " ujarnya.

Ormas-ormas Islam itu antara lain terdiri TIAP (Tim Independen Anti Pemurtadan), FPI Depok, DDII Depok, HTI Depok, Forum Muzakarah Syariat Islam Depok dan lain-lain.

Sementara itu, Ustadz Agus Susila, anggota TIAP Depok, mendesak aparat kepolisian mengusut para pelaku pemurtadan. "Jangan hanya memanggil anak-anak Muslim yang menjadi korban pembaptisan untuk dimintai keterangan. Tapi juga memanggil Sugito (penanggungjawab “Rumah Singgah Tulus Hati”) dan para pembaptis ke kepolisian, " katanya.

Oleh karena itu, pihaknya menyesalkan mengapa hanya anak-anak Muslim saja yang beberapa kali dimintai keterangan polisi, sementara Sugito dan para pembaptis belum satupun yang dimintai keterangan.

“Padahal sudah jelas fakta dan masalahnya bahwa mereka melanggar peraturan tentang kerukunan hidup beragama, ” sambung dia.

Selain itu, ia juga menyayangkan adanya pihak-pihak yang memperkeruh suasana ketenangan kaum Muslimin di Depok. “Saya menyesalkan Forum Masyarakat Peduli Ketentraman Depok (FMPKD), yang menuduh ada provokator dan menyatakan tidak ada pembaptisan pada anak-anak Muslim Depok, ” paparnya.

Ia juga menegaskan tidak mungkin puluhan anak-anak kecil itu dalam jumlah yang banyak berbohong. “Padahal sudah jelas fakta dan kesaksian-kesaksian anak-anak Muslim usia SD-SMP itu. ”

Sementara itu, Ustadz Abdul Hakim, SH, salah satu Ketua DDI Depok, di tempat terpisah menyesalkan munculnya organisasi baru Forum Masyarakat Peduli Ketentraman Depok (FMPKD) yang bersikap menantang umat Islam Depok.

“Forum Masyarakat Peduli Ketentraman Depok itu, dari namanya saja kan seolah-olah ulama dan ormas-ormas Islam Depok, yang membuat tidak tenteram masyarakat Depok. Padahal justru oknum-oknum Kristen yang membaptis anak-anak Muslim di Gereja Bethel Depok itulah yang membuat warga Depok resah, ” tutur dia.

Ia meminta FMPKD jangan menjadi provokator baru membela Sugito dan para pembaptis di Gereja Bethel. “Seharusnya FMPKD malah membantu umat Islam Depok menangkap Sugito dan para pembaptis yang telah mencemarkan nama warga Kristen Depok khususnya dan Indonesia umumnya, ” tambahnya.

Seperti diketahui, FMPKD ini beberapa waktu lalu mendatangi Harian Monitor Depok. Anggota-anggota FMPKD itu antara lain, Carlo L (juru bicara), Sylvanus Panjaitan, Ritandiyono dan Marwin V. Mereka menyatakan tidak ada pembabtisan kepada anak-anak itu.

Sylvanus Panjaitan menyatakan bahwa pada 26 Desember 2006 lalu, salah satu gereja di Sukmajaya (Depok) menggelar acara sosial bertema Natal antara lain dengan mengundang anak dari Kampung Lio. “Namun dalam acara tersebut tidak ada praktek pembaptisan dan pemurtadan. Ini murni kegiatan sosial anak-anak muda tersebut, ” tutur Sylvanus. (dina)