Ormas-ormas Islam yang melakukan aksi usai shalat Jum’at, memberikan batas waktu, 1 Maret mendatang, menuntut pemerintah harus membubarkan Ahmadiyah. Bila pemerintah tidak membubarkan Ahmadiyah, mereka mengancam akan melakukan aksi di depan Istana Negara. Mereka menegaskan akan melangsungkan ‘revolusi’ bila pemerintah tidak bergeming dengan sikapnya, dan tidak mau membubarkan Ahmadiyah.
Tak lama, usai shalat Jum’at ribuan massa dari ormas Islam, memadati Bundaran Hotel Indonesia. Mereka melakukan aksi demonstrasi menuntut pembubaran Ahmadiyah. Sebagian massa memadati sisi-sisi Bundaran Hotel Indonesia. Ini merupakan aksi yang kesekian kalinya yang dilakukan oleh ormas-ormas Islam, yang menuntut pemerintah agar Ahmadiyah di bubarkan.
Massa yang memakai pakaian serba putih itu sebagian memadati sepanjang sisi lingkaran air mancur HI. Sebagian lagi berbaris di seberang jalan. Sementara itu, polisi berjaga-jaga dan mengatur jalannya lalu lintas. Pengamanan demo oleh pihak kepolisian tidak berlangsung ketat. Tidak nampak mobil pengaman seperti water canon, barracuda dan lain-lain.
Seusai shalat Jumat, beberapa pengunjuk rasa berdatangan dan jumlah mereka terus bertambah. Mereka berasal dari berbagai kelompok, antara lain Laskar Front Pembela Islam (FPI), Majelis Ta’lim, Shalawat Al-Jibhah, massa Forum Umat Islam (FUI), Majlis Dzikir Nurul Musthofa, dan massa Partai Bulan Bintang.
Ormas Islam akan menggalang kekuatan, dan mereka akan terus melaukan aksi, sampai pemerintah membubarkan Ahmadiyah. Aksi yang berlangsung di Bundaran Hotel Indonesia, selanjutnya diarahkan ke kantor Komnas HAM, yang selama ini Komnas HAM nampak cenderung membela Ahmadiyah. Dan menuduh ormas Islam melakukan pelanggaran terhadap HAM, karena melakukan kekerasan terhadap anggota Ahmadiyah, seperti di Cikeusik.
Ahmadiyah menjadi ujian umat Islam Indonesia. Apakah dapat menuntaskan kasus Ahmadiyah, yang sudah terang-terangan menodai Islam, dan mendapatkan dukungan berbagai kalangan LSM, sejumlah tokoh Islam sekuler, dan sikap pemerintah yang cenderung melindungi Ahmadiyah.
Inilah masalah yang sekarang dihadapi umat Islam. Ahmadiyah akan menjadi laten, dan terus melakukan aktivistasnya, apalagi jika opsi yang diambil pemerintah menjadikan Ahmadiyah sebagai kelompok ‘agama baru’ di Indonesia.
Sementara itu, menanggapi hikuk pikuk yang ditujukkan kepada Front Pembela Islam (FPI), dari berbagai tokoh, kalangan, dan opini media massa, yang menginginkan FPI dibubarkan, justru PPP menolak pembubarannya. Dalam pernyataan PPP menegaskan, "Fraksi PPP tidak setuju kalau FPI dibubarkan," kata Ketua Fraksi PPP Hasrul Azwa dalam jumpa pers, di DPR, Jakarta, Jumat (18/2/2011).
Berbeda sebelumnya, di mana anggota Komisi III dari FKS, Nasir Jamil, yang menginginkan agar FPI dibubarkan. (mh/ilh)