Olok-olokan Denny Siregar atas Kematiannya 6 Laskar FPI kembali di Singgung

eramuslim.com – Di tengah kasus penganiayaan yang melibatkan anak eks pejabat DJP Kemenkeu dan putra pengurus GP Ansor, sejumlah pegiat media sosial kembali mengungkit dan mengingatkan publik terkait peristiwa KM-50.

Seperti diketahui, peristiwa tersebut menyebabkan tewasnya 6 laskar FPI. Dan, yang membuat publik gerah adalah hilangnya CCTV terkait peristiwa itu.

“Kasus Kebakaran Kejagung, KM 50 dan kasus Terbunuhnya Yosua persamaannya adalah : modus menghilangkan CCTV,” tulis salah satu warganet di linimasa twitter.

Hal itu juga dibahas oleh Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrat, Rachland Nashidik, melalui utas di akun twitternya, @rachlannashidik.

Dikutip dari utas tersebut, pada Jumat (24/2/2023), Rachland juga menautkan gambar cuitan Denny Siregar yang menampakkan karangan bunga dengan tulisan yang terkesan mengolok-olok kematian 6 pemuda tersebut.

Berikut isinya:

Indonesia. Seolah ada dua jenis manusia: “Kita” dan “mereka”. Kekerasan pada “kita” itu biadab: dilarang. Tapi pada “mereka”: sudah seharusnya.

Padahal tiap manusia sama lahir dari rahim Ibu. Dan adalah tugas negara lindungi hak asasi warganya, biar berbeda keyakinan politiknya.

Tiap manusia berhak dilindungi dari kekerasan, baik penyiksaan atau pembunuhan di luar hukum, tanpa dispensasi pada siapa pelakunya.

Kekerasan adalah kejahatan, baik pelakunya warga biasa — apalagi pelakunya aparat negara yang tugasnya justru melindungi warga dari kejahatan itu.

Bila ada yang harus diubah dan diperbaiki dari Indonesia hari ini, itu adalah rasa kemanusiaan dan imparsialitas penegak hukum yang dirusak oleh kaum ekstrem, baik yang duduk di sisi negara atau di luar. Indonesia tak boleh terus begini. Hak asasi manusia berlaku untuk semua. [Fajar]