Awalnya ada tiga tabung oksigen. Dari tiga tabung itu, dirinya membeli satu tabung. Sedang dua tabung rencananya akan digunakan untuk orang sakit.
Begitu tahu tabung yang barusan didapat dari orang Pacitan palsu, Alipin segera memberitahu temannya agar tabung oksigen yang dibawa tidak digunakan (untuk manusia/orang sakit),” katanya.
Peredaran oksigen palsu itu terjadi di tengah kelangkaan oksigen sejak serangan pandemi COVID-19 kembali meningkat seiring persebaran virus corona varian delta.
Peternak dan pedagang koi yang sangat bergantung pada ketersediaan oksigen untuk mengirim ikan hidup ke luar daerah, bahkan luar pulau, kesulitan mendapat bahan baku udara segar itu lantaran tingginya kebutuhan oksigen untuk kepentingan medis.
Imbasnya, banyak peternak dan pedagang ikan koi, juga jenis ikan hias lain yang tidak bisa mengirim paket ikan hidup ke luar daerah.
Keuntungan mereka pun otomatis menurun drastis, hingga sekitar 40-50 persen. Untuk jenis ikan koi, pedagang biasanya mengirim dengan tujuan kota-kota besar di wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Bali, dan sebagian Kalimantan.
Nakes Berang
Seorang dokterer dan influencer di media sosial, Bambang Budiono, menilai aksi pelaku yang mengisi tabung dengan udara biasa tersebut adalah aksi biadab.
“Sungguh manusia jahanam. Mengeruk keuntungan dari penderitaan orang lain.” Tulisnya. (terkini)