Walikota Depok, Dr. Nurmahmudi Ismail, mengatakan, umat Islam harus dapat membedakan antara gerakan dakwah dan teroris. Hal ini diungkapkan oleh Nurmahmudi di sela-sela pembukaan Diklat Kajian Palestina di Depok (15/5). Terkait dengan pemberitaan mengenai penangkapan teroris yang santer di media massa belakangan ini, Nurmahmudi menyampaikan agar umat Islam tidak terjebak dengan pemberitaan itu.
Nurmahmudi menambahkan, umat Islam harus dapat membedakan mana pembelaan terhadap kemerdekaan dan kemanusiaan.
“Pemerintah melakukan gerakan pencegahan dengan menangkap mereka yang diduga ‘teroris’.Kita harus dapat membedakan, pembelaan kita terhadap kemerdekaan dan kemanusiaan seperti apa. Berbeda dengan fundamentalis,” ujar Nurmahmudi.
Berkenaan dengan Al-Aqsha, Nurmahmudi juga menyinggung, Al-Aqsha adalah bagian tonggak dari respon umat Islam yang menunggu aksi-aksi dari umat. Selain Al-Aqsha, bagian tonggak yang menunggu respon umat Islam dari dalam negeri adalah kemiskinan dan kebodohan.
“Seharusnya, bangunan-bangunan Islam bisa jadi solusi dari permasalahan itu dan membuat orang lain tertarik dengan Islam,” tandas Nurmahmudi.
Walikota Depok yang akan segera berakhir masa jabatannya ini hadir di Graha Insan Cita untuk membuka Diklat Kajian Palestina yang dilaksanakan oleh Muassasah Al-Quds (pimpinan Syeikh Dr. Yusuf Al-Qaradhawi) bekerja sama dengan Jamaah Muslimin (Hizbullah) dan Aqsha Working Group. Diklat akan dilaksanakan selama 15 hari mulai 15—31 Mei 2010. Di luar gedung Graha Insan Cita, terlihat beberapa polisi berjaga-jaga. (ind)