Tak ada yang bisa dilakukan Nunur (38 tahun) dan Murjinah (72 tahun). Isteri dan ibu kandung terduga teroris, Untung Budi Santoso (46 tahun) akhirnya hanya bisa menangis ketika orang yang dicintainya itu dimakamkan warga kampung Sukarame, Desa Cingcin, Soreang, Bandung siang tadi. Keduanya pun tidak sampai hati ikut ke pemakaman.
Kesedihan Nunur merupakan puncak dari kebingungan wanita warga Soreang Bandung yang berprofesi penjahit ini. Masih terngiang di benak ibu tujuh anak ini ketika hari Ahad pagi (12/6) lalu, suaminya diringkus beberapa orang yang menyatakan Densus 88.
Saat itu, suami Nunur sedang berada di atas motor bersama seorang anaknya. Suaminya sedang menunggu Nunur di warung pinggir jalan. Nunur memang biasa diantar suami termasuk ketika ke warung dan mengantar jahitan ke rumah pelanggannya. Itulah saat-saat terakhir ia bersama sang suami yang biasa berjualan obat-obatan herbal ini.
Begitu pun dengan Murjinah, sang ibu. Ia yang tinggal di Surabaya, bergegas ketika anak kesayangannya dikabarkan meninggal dunia di tahanan Mako Brimob. Ia hanya mendengar kalau anaknya, menurut polisi, meninggal karena serangan jantung. Entah benar atau tidak ada penyebab lain, baik Nunur dan Murjinah hanya bisa pasrah.
Kabar kematian Untung diterima keluarga pada Senin sore, atau keesokan hari setelah Untung diringkus pada Ahad pagi. Dan pada Subuh tadi pagi, jenazah Untung tiba di rumah duka, setelah pihak keluarga pergi memastikan dan menjemput jenazah di Mako Brimob Depok.
Warga sebenarnya sangat terkejut mendengar Untung ditangkap Densus 88. Mereka tidak tahu alasan sebenarnya di balik penangkapan itu. Kepala Desa Cingcin, Soleh MR mengaku kalau Untung merupakan warga yang baik, dan tidak memiliki masalah.
Sehari-hari, Untung, berserta isteri dan tujuh anaknya tinggal di rumah mertuanya, Uef (67 tahun). Lokasi rumah tak jauh dari Mapolres Bandung di Soreang. Menurut Uef, kegiatan Untung sehari-hari biasa-biasa saja. Almarhum bahkan jarang berpergian jauh. Ia hanya sibuk berjualan obat herbal dan mengantar isterinya dengan sepeda motor.
Itulah kenapa Uef begitu kaget ketika mendengar menantunya ditangkap Densus 88 yang tentu berhubungan dengan terorisme. “Kami kaget mendengar kabar dia dituduh teroris," ujar Uef kepada wartawan.
Kini, baik Nunur, Murjinah, dan Uef begitu kehilangan dengan sosok lelaki yang biasa bersama mereka. Entah apa yang akan mereka jawab, ketika kelak anak-anak Untung, termasuk yang kedelapan yang masih dalam rahim Nunur bertanya soal ayah mereka. “Apa salah ayah sampai ditangkap densus 88?” mh