Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mengisyaratkan bahwa hari raya Idul Fitri 1433 Hijriah akan jatuh pada waktu yang bersamaan yakni 19 Agustus.
“Sesuai dengan hasil perhitungan ahli hisab PWM bahwa Idul Fitri 1433 Hijriah jatuh pada hari Ahad, 19 Agustus. Insya Allah, bareng (bersamaan),” kata Sekretaris PW Muhammadiyah Jatim H Nadjib Hamid di Surabaya, Minggu (12/8/2012).
Hal itu karena ijtimak akhir Ramadan 1433 Hijriah terjadi pada Jumat, 17 Agustus, yang bertepatan dengan 29 Ramadan 1433 H pukul 22.55 WIB. Saat itu matahari terbenam jam 17.32 WIB dan posisi hilal minus 4 derajat 44 menit.
Artinya, hilal belum wujud. Karena itu malam tersebut digenapkan sebagai tanggal 30 Ramadan 1433 H, sehingga 1 Syawal 1433 H jatuh pada hari Ahad.
Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah Syafiq A Mughni mengatakan, Muhammadiyah menggunakan ilmu pengetahuan untuk menentukan awal Ramadan atau Syawal 2012.
“Kami menggunakan iptek, atau untuk itu menggunakan ilmu astronomi, sehingga awal Ramadan dan Syawal dapat diperhitungkan sejak jauh hari sebelumnya, bahkan untuk bertahun-tahun berikutnya juga bisa,” katanya.
Di sela-sela pengajian Ahad pagi di Masjid Ummul Mu`minin, Jalan Baratajaya, Surabaya, ia menjelaskan hal itu sama dengan upaya menunaikan ibadah haji yang menggunakan pesawat terbang.
“Dulu, orang menunaikan ibadah haji bisa berbulan-bulan, sehingga ketika datang dipanggil Pak Haji untuk menghormati perjuangan untuk berangkat itu, tapi sekarang sudah ada ilmu penerbangan,” katanya.
Senada dengan itu, Wakil Ketua PWNU Jatim H Sholeh Hayat mengaku ada isyarat kuat bahwa Idul Fitri akan dilaksanakan bersamaan, walau dalam mengawali Ramadan sempat terjadi perbedaan.
“Tapi, dalam mengakhiri umur Ramadan untuk menghadapi 1 Syawal ada isyarat kuat akan bersamaan. Beberapa isyarat itu antara lain 21 sistem yang menjadi rujukan Badan Hisab Rukyat Pemprov Jatim mencatat ijtimak akhir Ramadan terjadi pada Jumat (17/8) jam 21.50 WIB-22.54 WIB,” katanya.
Saat itu, posisi hilal (rembulan pertanda awal kalender) di semua hitungan hisab berkisar 2 derajat 28 menit sampai 5 derajat 38 menit di bawah ufuk.
“Karena itu, kami mengambil kesimpulan bahwa 1 Syawal jatuh pada hari Ahad tanggal 19 Agustus, tapi kami tetap mengakhiri Ramadan dengan rukyat, bukan hisab. Keputusan sidang Itsbat menjadi rujukan formal untuk warga NU,” katanya.
Ia menambahkan lokasi hilal tim PWNU Jatim berada pada 11 lokasi potensial yakni Tanjungkodok Lamongan, Bukit Condro Gresik, Pantai Serang Blitar, Pantai Ambet Pamekasan, dan Pasean Pamekasan.
Lokasi lainnya, Pantai Gebang Bangkalan, Pantai Nambangan Kenjeran Surabaya, Pantai Selatan Malang, Jawa Timur.(fq/inilah)