NU-Muhammadiyah Bertekad Akhiri Perbedaan

Memasuki tahun baru 1429 Hijriah, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) dan PP Muhammadiyah, sepakat mengakhiri perbedaan yang selama ini muncul. Salah satunya dengan mempererat kerja sama kedua ormas tersebut.

”Perlu kerja sama lebih banyak supaya ada interaksi dan integrasi antarjamaah masing-masing. Kita selama ini sudah semakin dekat, ” jelas Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin saat menghadiri silaturahmi PBNU dan Muhammadiyah dalam rangka peringatan tahun baru Hijriyah di Gedung PBNU, Jakarta kemarin.

Din mengungkapkan, selama ini di tingkat bawah sudah terjalin kerja sama yang baik seperti antara GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah serta badan otonom lain. Selain kerjasama bidang ekonomi, kerja sama yang juga dilakukan untuk menyinkronkan perbedaan hari raya.

”Ulama Lajnah Falakiyah NU dan Majlis Tarjih Muhammadiyah sudah bertemu untuk membahas bersama, ” ungkap Din.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi mengusulkan agar kedua ormas merancang syiar bersama untuk tahun baru Hijriyah tahun depan. ”Biar tidak talking only, walaupun bicara saja ada juga pahalanya, ” paparnya. Kerja sama dua ormas ini, lanjut Hasyim, harus mencakup tiga hal, yaitu ibadah, hubungan antarmanusia atau sosial, dan melestarikan alam.

Mengenai pertentangan di tingkat bawah yang masih ada, Hasyim meminta kerja sama terus dilakukan sambil memperhatikan hal itu. Sebab masih ada saja, kalangan Muhammadiyah yang melihat NU seperti agama tersendiri, dan NU melihat Muhammadiyah seperti Islam yang lain.

"Masih ada yang seperti itu. Tapi sambil jalan kita tetap toleransi terhadap hal-hal yang belum kondusif seperti itu, ”imbuhnya. (novel/sio)