Seperti yang telah diberitakan sejumlah media massa, lima anggota Libforall Indonesia yang mengunjungi Shimon Peres di Yerusalem, di hadapan Presiden Israel tersebut mereka mengaku sebagai representasi dari dua organisasi Islam terbesar di Indonesia yakni Nahdlatuh Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Namun pengakuan mereka ternyata ditolak oleh kedua ormas Islam tersebut.
Ketua Umum PP Muhammadiyah menyatakan bahwa dirinya dan juga organisasi yang dipimpinnya tidak tahu menahu dan sama sekali tidak pernah mengirim delegasi ke wilayah Palestina yang diduduki Zionis-Israel. "Terus terang, saya belum mengikuti pemberitaan. Saya belum mengetahui soal kepergian ke Israel. Tetapi, saya akan mencari tahu, dan Muhammadiyah tidak pernah melakukan itu, " tegas Din kepada para wartawan, Senin (10/12).
Salah seorang pengurus PBNU, Ghozi Hasyim, juga merasa PBNU tidak pernah mengirim delegasi ke Israel, sebab itu PBNU menolak keras organisasi dilibatkan. "Saya tidak tahu ada undangan dari Israel. Sejauh yang saya ketahui, tidak ada wakil-wakil dari NU, " ujar Ghozi dikutip The Jakarta Post kemarin.
Harian fundamentalis Zionis-Israel, The Jerusalem Post (8/12) telah memberitakan kehadiran lima orang Indonesia dari Yayasan Libforall yang berhaluan Liberalis ke Israel dan diterima dengan sangat bersahabat oleh Shimon Peres.
Di hadapan Peres, kelimanya mengakui bahwa umat Islam Indonesia menolak HAMAS dan lebih menerima kelompok Abbas dalam konflik Palestina dan Israel. Saking senangnya, Peres sampai-sampai mencopot kippa (topi Yahudi berbentuk bundar yang menutupi kepala bagian atas) dan mengenakannya kepada tamunya tersebut. Harian Israel tersebut menyebut dua nama: Abu ‘Ala (Abdul ‘Ala) dan Syafiq Mugni (Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur), sebagai bagian dari rombongan yang secara sepihak mengklaim sebagai ‘Indonesian Peace Delegation’. (Rizki)