“Kanker terjadi di usus besar, di bagian belakang rektum,” jelas Emma Shields dari Cancer Research UK.
Jika terdeteksi lebih awal, lebih dari sembilan puluh persen penderita bisa sembuh dari penyakit ini, setidaknya selama lima tahun, katanya seperti dilansir dari The Independent.
“Jadi, penting untuk mengetahui kondisi normal tubuh Anda, dan memberi tahu dokter jika Anda melihat adanya perubahan yang tidak biasa,” tambahnya.
“Mungkin tidak semua perubahan tersebut mengarah ke kanker Tapi jika ya, pengobatan dini bisa membantu menyembuhkannya.”
Penelitian yang dipublikasikan di British Journal of Cancer ini menunjukkan bahwa kebiasaan sedentary atau minim gerak sangat berkaitan dengan kanker usus.
Namun, sangat penting untuk menyadari bahwa hubungan yang ditemukan dalam penelitian ini tidak selalu berarti sebab akibat. Demikian menurut Paul Pharoah, profesor epidemiologi kanker di Universitas Cambridge.
“Studi ini belum menunjukkan bahwa menonton TV meningkatkan risiko kanker usus, melainkan menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan untuk menonton TV dikaitkan dengan risiko kanker usus besar,” katanya.
Bagi profesor Linda Bauld, pakar pencegahan kanker dari Cancer Research UK, salah satu temuan studi yang paling menarik adalah bahwa mungkin masalahnya bukan pada berapa lama waktu yang dihabiskan untuk menonton TV. Menurutnya, mungkin saja karena orang tersebut menjadi lebih banyak terpapar iklan, misalnya iklan junk food di TV, yang meningkatkan kemungkinan seseorang menjadi makan lebih banyak dan berpeluang mengalami kelebihan berat badan.
Dia juga menyoroti disparitas gender studi ini. “Sangat menarik bahwa hanya lelaki yang banyak menonton TV yang memiliki risiko kanker usus besar, dan bukannya perempuan. Studi ini memang tidak melihat secara langsung, tapi hasil studi ini bisa juga dipengaruhi karena lelaki mungkin merokok, minum alkohol, dan makan lebih tidak sehat daripada perempuan saat menonton TV,” katanya.
“Perlu penelitian lebih lanjut untuk menjawab pertanyaan yang diajukan penelitian ini. Yang pasti, menjaga berat badan yang sehat, mengurangi alkohol, menjadi aktif secara fisik, dan makan makanan kaya serat seperti buah dan sayuran, diketahui dapat mengurangi risiko kanker usus,” tutupnya.(kl/sr)