Bak pepatah anjing menggonggong kafilah tetap berjalan. Itulah kisah delapan anggota BK (Badan Kehormatan) DPR yang tetap melangsungkan kunjungan mereka ke Yunani, akhir Oktober lalu. Mereka tak hanya puas di Yunani, saat pulang mereka masih nambah di Turki dua hari. Menikmati indahnya Yunani dan Turki. Termasuk sajian tari perut?
Koalisi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yang terdiri dari sepuluh lembaga swadaya masyarakat melaporkan delapan anggota BK DPR itu, karena diduga melakukan pelanggaran saat kunjungan kerja ke Yunani. Dugaan pelanggaran itu adalah menginap dua malam di Turki, membawa anak dan isteri, meminta suguhan tari perut, serta menurunkan kelas di pesawat dari bisnis ke ekonomi.
“Tentang membawa keluarga, itu hak masing-masing karena memakai uang pribadi. Perihal tari perut, itu fitnah karena kami tak pernah menonton. Kami memakai kelas ekonomi dan ada kebutuhan, antara lain untuk membeli oleh-oleh,” ujar Nudirman yang memimpin rombongan BK DPR ke Yunani, kepada wartawan di Jakarta, kemarin.
Tentang mampir ke Turki, Chairuman menuturkan, itu terjadi karena rombongan baru tiba di Turki dari Yunani pukul 23.00. “Malam itu tidak ada penerbangan ke Jakarta. Besoknya tidak ada lagi. Lusa baru ada penerbangan ke Jakarta,” ujar Chairuman. Dia menambahkan, rombongan menggunakan pesawat Turkish Airline. Namun, menurut penulusuran yang dilakukan Kompas di web Turkish Airline, tak ada penerbangan dari Yunani yang tiba ke Turki pukul 23.00. Penerbangan paling malam berangkat dari Yunani pukul 19.30, dan tiba di Turki pukul 20.45.
Sedangkan penerbangan dari Turki ke Jakarta berangkat pukul 23.30 dan tiba di Jakarta pukul 17.50 hari berikutnya. Penerbangan ini dilayani setiap Senin, Selasa, Kamis, Jum’at, dan Minggu. Sedangkan rombongan BK DPR tiba di Jakrta pada Sabtu 30 Oktober 2010 malam, berati mereka berangkat dari Turki pada Juma’at 29 Oktober 2010. Jika mereka menginap dua hari di Turki berarti rombongan sampai di Turki Rabu. Hari itu tak ada penerbangan ke Indonesia, tetapi Kamis, Turkish Airline terbang dari Turki ke Jakarta.
Kedelapan anggota BK DPR yang pergi melakukan studi banding ke Yunani untuk belajar etika itu, antara lain, Nudirman Munir dan Chaeruman Harahap (FPG), Salim Mengga (FPD), Ansory Siregar (FPKS), Abdul Rosaq Rais (FPAN), Usman Ja’far (FPPP), Darizal Basir (FPD), dan Ali Maschan Moesa (FPKB).
Mereka semuanya pergi ke Yunani bertujuan mempelajari etika. Karena Yunani dinilai negara yang paling tua di dunia dalam menjalankan sistem demokrasi. Padahal, sekarang ini Yunani menjadi negara antah berantah, bangkrut, akibat krisis.
Kalau uangnya yang digunakan untuk membantu rakyat yang tertimpa bencana di lereng gunung Merapi atau Mentawai, pasti bermanfaat.
Memang mereka tidak ada kepedulian terhadap nasib rakyat, yang mereka mengaku wakil rakyat, saat rakyat tertimpa berbagai musibah dan bencana, justru mereka lebih mengutamakan keliling ke berbagai negeri jiran yang dipandang dapat membawa manfaat? (m/kmps/rplk)