Eramuslim.com -Ekonom Indonesia, Rizal Ramli menyesalkan sikap Pemerintah Jokowi-JK yang tidak sensitif terhadap perasaan rakyat. Ditengah penurunan daya beli, kebijakan pemerintah bukan hanya memperketat perpajakan namun juga berkeinginan menjual aset ataupun memberikan hak kelola kepada pihak asing (swasta).
Dia menyebut salah satu wacana pemerintah untuk menjual aset bandara Soekarno-Hatta (Suta) maupun menyerahkan sistem pengelolaannya kepada swasta, merupakan kebijakan yang keliru dan bermotif skandal.
“Bandara Soetta itukan termasuk bandara paling sibuk, top five di dunia. Jangan dijual dan jangan pula pengelolaannya diserahkan kepada asing. Kalaupun ada manajemen yang nggak bagus, ganti manajemennya,” tegas dia di Jakarta, Rabu (15/11).
Rizal mengingatkan skema penyerahan pengelolaan aset kepada pihak swasta, sama halnya permasalahan yang terjadi pada PT Jakarta International Container Terminal (JICT) hingga merugikan bagi negara.
“Aset-aset yang telah berjalan bagus, jangan dijual atau dikelola pihak asing, nanti terulang skandal JICT Tanjung Priok yang sangat merugikan bagi negara. Kalau untuk projek baru, mungkin saja untuk diserahkan pengelolaannya kepada swasta, tapi Soetta ini kan proyek yang sudah jalan bangus dan menguntungkan,” sesal dia.
Karena itu, Rizal meminta Menteri BUMN, Rini Soemarno dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani agar berhati-hati dan lebih peka terhadap perasaan rakyat.
“Pejabat banyak salah interpretasi omongan Presiden Jokowi. Setahu saya pak Jokowi bilang ingin melakukan sekuritisasi, oleh anak buahnya malah dibilang jual, ya rakyat marah. Katanya kerja kerja kerja kok ngutang ngutang ngutang dan jual jual,” pungkas dia.(kl/akt)