Menurutnya, gerang pertama di pos satu pun roboh, sementara shelter emergency dalam kondisi baik.
“Kondisi longsoran di dua jalur pendakian relatif kecil, karena banyak tegakan pohon masih sangat bagus. Namun, kami tetap menutup sementara kegiatan pendakian dan wisata air terjun Cibeureum-Cibodas sampai kondisi kondusif tidak terjadi gempa susulan dan longsor,” katanya.
Sementara Koordinator Geologi Gempa Bumi dan Tsunami Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Supartoyo mengungkapkan, kawasan Gunung Salak merupakan gunung berapi tipe C yang terakhir kali meletus sekitar tahun 1600-an.
“Tapi perlu kajian lebih retakan soal tanah di jalur pendakian Gunung Salak dan Pangrango. Kalau misalnya banyak sumber-sumber air panas pun, bisa disebabkan aktivitas vulkani, manifestasi panas bumi hingga patahan sesar,” katanya. (Sumber: Pojokbogor)