Eramuslim.com – Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menyebut koalisi keummatan yang digagas oleh imam besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab setelah melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Kehormatan PAN Amien Rais di Makkah, Arab Saudi.
Istilah keumatan yang digunakan dalam koalisi itu bagi Ngabalin seolah membedakan bangsa antara umat dan bukan umat.
“Dikotomi antara umat dan bukan umat itu tidak boleh terjadi, rakyat Indonesia itu tidak boleh tersesat dengan istilah. Umat ini memang umat yang mana? Jokowi juga umat kok, tidak tepat lah,” kata Ngabalin di Gedung Patra Jasa, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (6/6).
Ngabalin pun menjelaskan arti dari umat itu sendiri. Kata dia Umat adalah semua orang yang percaya pada Tuhan dan memiliki keyakinan. Termasuk di dalamnya ribuan umat di Indonesia yang mendukung Jokowi.
Umat kata dia, tidak hanya terpaku pada yang beragama Islam saja, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan semua yang meyakini adanya Tuhan kata Ngabalin masih termasuk umat.
“Al-ummah, umat. Semua juga umat. Jangan ada istilah umat dan bukan umat. Itu tidak boleh terjadi,” kata dia.
Lebih lanjut Ngabalin pun memberikan saran agar pihak oposisi tidak menggunakan cara-cara yang bisa memecah belah bangsa dalam menyongsong Pilpres 2019 mendatang.
Jika ingin merebut hati rakyat kata dia, akan lebih baik menggunakan gaya berpolitik yang santun dan suka cita.
“Dalam rangka songsong pemilu, gunakan cara yang sehat. Kalau mau ambil hati rakyat gunakan cara yang santun, jangan memprovokasi lah,” katanya. (DAL) [cnnindonesia]