Eramuslim.com – Rencana gencatan senjata yang digariskan Presiden Amerika Serikat Joe Biden tampaknya tidak bisa diterima oleh Israel karena mereka bersikeras melanjutkan perang demi mengejar ambisinya melenyapkan Hamas.
Terlebih Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan ia hanya bersedia menyetujui sebagian ketentuan dalam gencatan senjata, namun menolak berhenti menyerang Gaza.
“Kamis siap bersepakat untuk mengembalikan 116 sandera yang masih ditahan di Gaza. Tetapi kami berkomitmen untuk melanjutkan perang setelah jeda, untuk mencapai tujuan melenyapkan Hamas. Saya tidak bersedia menyerah,” tegasnya dalam wawancara dengan Channel 14 pada Senin (24/6).
Pernyataan Netanyahu dapat semakin memperburuk hubungan Israel dengan AS, sekutu utamanya, yang melancarkan dorongan diplomatik besar-besaran untuk proposal gencatan senjata terbaru.
Proposal tiga fase Biden akan menghasilkan pembebasan sandera yang tersisa dengan imbalan ratusan warga Palestina yang diculik oleh Israel.
Selama fase enam minggu awal dari usulan gencatan senjata, kedua pihak diharapkan merundingkan kesepakatan mengenai fase kedua, mencakup pembebasan semua sandera yang masih hidup termasuk tentara pria dan penarikan penuh Israel dari Gaza.
Memasuki fase terakhir, gencatan senjata sementara akan berangsur menjadi permanen.
Hamas menegaskan pihaknya tidak akan melepaskan sandera yang tersisa kecuali ada gencatan senjata permanen dan penarikan penuh penjajah Israel dari Gaza.
Kelompok militer Palestina itu khawatir bahwa Israel akan melanjutkan perang setelah para sandera yang paling rentan dikembalikan.
Setelah pernyataan terbaru Netanyahu disiarkan, Hamas menyebutnya sebagai tanda bahwa Israel dengan jelas menolak proposal gencatan senjata Biden yang telah mendapat dukungan dari Dewan Keamanan PBB.
Sementara itu, keluarga para sandera semakin tidak sabar dengan Netanyahu yang keras kepala.
Sebuah kelompok yang mewakili keluarga sandera mengecam pernyataan Netanyahu, yang dianggap sebagai penolakan Israel terhadap proposal gencatan senjata terbaru.
“Ini adalah pengabaian 120 sandera dan pelanggaran terhadap kewajiban moral negara terhadap warganya,” katanya, seraya menyatakan bahwa Netanyahu bertanggung jawab atas pemulangan semua sandera.
(rmol)