Perilaku seks bebas yang merambah dikalangan generasi muda, akibat dampak pornografi tidak dapat diatasi dengan kondomisasi, tetapi harus kembali mengintrospeksi bentuk rumah tangga yang sudah dibina. Hal ini disampaikan oleh Tokoh Pemerhati Anak Neno Warisman dalam Diskusi bertajuk Bahaya Pornografi bagi Anak dan Remaja, di Ruang KK II, Gedung DPR, Jakarta, Jum’at(30/11).
"Dampak dari pornografi bukan kita atasi dengan kondomisasi, tapi kita harus kembali melihat ke dalam rumah, "ujarnya menanggapi rencana pabrik kondom yang akan mensponsori, gerakan massal bagi-bagi kondom di tempat umum, mulai tanggal 1-8 Desember 2007 dalam rangka peringatan Hari AIDS se-dunia.
Menurutnya, tipe rumah tangga yang diterapkan sehari-hari yang mampu membendung berbagai dampak pornografi. Ia mengajak, untuk mengamati lima tipe atau jenis rumah tangga, yang pertama adalah rumah tangga jenis pasar, antar anggota keluarga hanya memikirkan hal-hal yang bersifat untung rugi, seperti transaksi jual beli. Misalnya, seorang ibu dengan bangga mengatakan ‘untung kamu jadi anak mama bisa minta ini itu’.
Tipe yang kedua adalah jenis rumah tangga rumah sakit, selalu ada yang sakit hati, baik, isteri kepada suami, suami kepada isteri, ataupun orang tua terhadap anaknya. Selanjutnya tipe ketiga rumah tangga kuburan, anggota keluarga hidup sendiri-sendiri. Dan rumah tangga jenis rumah hotel, hanya sebagai tempat tidur makan, mandi, tidak ada komunikasi didalamnya. Serta yang kelima yang paling baik rumah tangga tipe sekolah, selalu ada dialog dan penghargaan didalamnya.
"Tinggal anda sendiri yang bisa menilai masuk jenis rumah tangga yang mana, biar bagaimana pun semua berasal dari rumah, anak-anak itu tergantung bapak dan ibunya, "ungkap mantan penyanyi dan bintang film era 1980-an.
Lebih lanjut Neno mengatakan, kunci untuk mencegah agar anak-anak tidak terjebak pada narkoba, seks bebas, dan kecanduan dengan hal-hal yang berbau pornografi, perhatian dan kasih sayang yang besar dari orang tua sangat diperlukan. Selain itu, juga merubah paradigma dalam mendidik anak, karena yang terpenting anak mendapatkan kebahagiaan dari sebuah keluarga.
"Semua itu kuncinya bagaimana anak di dalam rumah, sudah kita pelukkah dia? Atau penuh ancaman, dan tekanan?"tandasnya.
Berdasarkan data WHO 50 berbanding 1 anak berpotensi menggunakan Narkoba, dan 1 banding 2 anak mengalami depresi dan putus asa. Data WHO juga merilis, bahaya AIDS dan kecanduan seks mulai menimpa anak kelas tiga Sekolah Dasar (SD). (novel)