Pejabat-pejabat Indonesia yang dinilai lambat merespons upaya peningkatan hubungan dengan cara peningkatan investasi dan peluang bisnis yang sudah dibuka oleh negara-negara Timur Tengah. Demikian keluhan yang diungkapkan oleh sejumlah Duta Besar negara-negara Timur Tengah saat bertemu dengan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jakarta, Senin(5/5)
Para duta besar negara-negara Timur Tengah yang menemui Wapres Kalla, di antaranya Duta Besar Arab Saudi Abdurrahman Muhammad Amen Al-Khayat, Duta Besar Qatar Yousif Khalifa Abdullah Al-Sada, Duta Besar Oman Husain Ali Taher Mokaibal, Duta Besar Uni Emirat Arab Yousif Rashid Al-Sharhah, dan Duta Besar Kuwait Faisal Sulaiman Ali Al-Musallem.
"Tadi dikemukakan, sering ada uluran tangan untuk bantuan yang tidak mendapat tanggapan serius dari pihak-pihak pejabat pemerintah sehingga terkesan bahwa mereka tidak sering membantu, " kata Utusan Khusus Presiden untuk Negara-negara di Timur Tengah Alwi Shihab, seusai mendampingi para duta besar negara menyampaikan uneg-uneg mereka di halaman Istana Wapres, Jakarta.
Alwi menyatakan, merekan secara gamblang mengharapkan para pejabat-pejabat tinggi Indonesia itu lebih sering datang ke negara-negara Timur Tengah, karena pejabat Timur Tengah sering mengundangnya, namun karena kesibukan sehingga tidak ada yang memenuhi undangan tersebut.
Salah satu keluhan berasal dari Duta Besar Uni Emirat Arab. Ia mengaku telah mengirim surat kepada departemen kesehatan, menyatakan siap membantu menanggulangi virus flu burung, polio, dan sebagainya. "Akan tetapi, mungkin karena kesibukan menteri atau aparat depkes hingga kini belum mendapat respons yang baik, " tambah Alwi.
Sementara itu, Duta Besar Oman mengaku telah mengirim surat dan mengundang delegasi Departemen Luar Negeri untuk mempercepat pembukaan Kedutaan Besar RI di Oman.
"Tetapi, juga belum mendapatkan tanggapan. Padahal, mereka datang kepada Wapres menyampaikan bahwa mereka sudah siap memobilisasi kekuatan agar hubungan Indonesia dengan Dewan Kerja Sama Negara-negara Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC) di bidang ekonomi semakin kuat, " jelas Alwi.
Ia menambahkan, meskipun ada Utusan Khusus Presiden untuk Negara-negara Timur Tengah yang sudah bekerja optimal, namun jika tidak disertai dengan kunjungan-kunjungan para menteri dan pejabat tinggi itu hubungan kerjasama dengan Timur Tengah- RI tidak akan mencapai hasil yang optimal. (novel/kcm)