Nasehat Shamsi Ali: 10 Pertimbangan Menentukan Capres/Cawapres

eramuslim.com – Presiden Nusantara Foundation, Imam Shamsi Ali, membeberkan 10 hal yang dapat menjadi pertimbangan bagi rakyat Indonesia untuk menentukan pemimpin bangsa. Pasalnya, beberapa hari ke depan pemungutan suara segera dilakukan.

Satu, Capres/cawapres seharusnya memiliki kesehatan fisik yang baik. Tentu hal ini mencakup faktor umur dan jejak kesehatan para calon (capres/cawapres). Presiden RI tidak saja akan memimpin negara yang luasnya sebesar Amerika, 275 juta orang, ribuan pulau dengan kompleksitas masalah yang tinggi. Tapi juga akan berhadapan dengan dunia global dengan tekanan-tekanan yang tinggi.

“Jika fisik tidak prima maka pastinya akan mengalami keterbatasan dalam menjalankan tugas dan amanah negara,” kata Shamsi Ali, melalui keterangan tertulisnya kepada fajar.co.id, Jumat (2/2/2024).

Kedua, lanjutnya, Capres/cawapres harus memiliki mental solid dan stabilitas emosi. Berada pada sebuah posisi kekuasaan itu dengan sendirinya adalah sebuah pressure (tekanan). Memerlukan kesabaran agar tidak menjadi angkuh. Apalagi di saat menghadapi tantangannya. Presiden akan menghadapi rakyat yang mulai tersadarkan akan hak demokrasinya. Jika tidak memiliki mental yang kuat dan emosi yang stabil akan Presiden atau Wapres itu akan terjatuh.

Tiga, capres/cawapres harus memiliki pemikiran dan komunikasi yang sistimatis dan terstruktur. Permasalahan bangsa dan negara semakin sangat kompleks dan dahsyat. Ditambah lagi tanggung jawab global yang semakin tak terkendali. Di sinilah pentingnya capres/cawapres untuk memilki kemampuan berpikir sekaligus komunikasi yang terstruktur, tidak seandainya apalagi semrawut.

Empat, capres/cawapres harus memilki integritàs tinggi. Dan itu dimulai dari pencalonan yang bebas manipulasi dan nepotisme. Jika sejak awal pencalonan itu cacat integritàs dan etika jangan harap Presiden/Wakil Presiden itu akan menjaga integritàs dan etika dalam bernegara.

Lima, Capres/cawapres harus memiliki self trust yang tinggi. Ketika capres/cawapres itu dari awal menempatkan diri sebagai “boneka” mainan orang lain, termasuk penguasa dan Oligarki, maka pastinya tidak akan mampu independen dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan. Dia akan dikendalikan oleh mereka yang sejak awal mengendalikan. Apalagi lagi ketika harus berhadapan dengan negara-negara besar dunia. Pastinya akan rentang tunduk kepada tekanan negara-negara besar itu.

Enam, capres/cawapres harus memiliki rekam jejak yang baik dan berhasil. Hal itu dapat dilihat kepada amanah publik yang pernah diembangnya. Apa yang Istimewa/keberhasilan yang pernah dicapai nya dan apa-apa saja kegagalannya. Kita tentu diingatkan pada program food estate sebagai contoh.

Tujuh, capres/cawapres Indonesia harus memiliki wawasan dan karakter keagamaan yang jelas dan solid. Indonesia bukan negara agama. Tapi Indonesia adalah negara yang beragama. Falsafah negara adalah Pancasila dengan sila-sila yang berlandaskan nilai-nilai agama. Karenanya Presiden/Wapres harus memilki wawasan dan karakter keagamaan yang baik. Termasuk di dalamnya adalah karakter yang beradab dan beretika (akhlakul karimah).

 

Beri Komentar