Eramuslim.com – Sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menganggap Partai Nasdem bukan lagi bagian dari koalisi pemerintah menyisakan tanda tanya besar bagi sang Ketua Umum Surya Paloh.
Ia pun mempertanyakan pandangan Jokowi bahwa Nasdem sudah berseberangan dengan pemerintah karena mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden.
“Nasdem menganggap apa masalahnya dengan pencalonan seseorang warga negara Indonesia yang seutuhnya, mempunyai hak politik untuk dicalonkan dan mencalonkan dirinya untuk dicalonkan, apa yang salah?” tanya Surya Paloh dalam sebuah program acara di stasiun televisi swasta nasional bertajuk “Salah Nasdem Apa?” pada Senin malam (8/5).
Surya Paloh merasa heran jika komitmen Nasdem mendukung pemerintah hingga akhir periode pada 2024 dianggap berseberangan setelah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bacapres. Sedangkan Gerindra dan PAN yang pada Pemilu 2019 jelas-jelas menjadi rival politik justru tidak dianggap berseberangan.
“Kalau diambil daripada awal koalisi pemerintah itu yang ada hanya PDIP, Nasdem, pengusung-pengusung seperti PKB, muncul Hanura. Pada pemilu yang lalu siapa Gerindra? Dia kompetisi pemerintahan. Siapa PAN? Kan di luar pemerintahan. Atas keinginan Nasdem bersama Jokowi, kawan-kawan ini kita ajak untuk bersama-sama, kita sekarang sudah bersama,” tegas Paloh.
Atas dasar itu, Paloh menyayangkan kalau dianggap berseberangan dengan pemerintah. Menurutnya, Nasdem berkomitmen mensukseskan tujuan besar pemerintah untuk Indonesia Maju.
“Progres pembangunan yang berjalan terus menerus, dan harapan Presiden Jokowi agar proses mengimplementasikan revolusi mental yang diutarakan oleh Presiden Jokowi itu bisa kita jalankan. Apa arti revolusi mental yang dikatakan oleh Presiden Jokowi? Yakni membangun perubahan yang berarti dengan cara dan sistem berpikir kita,” tandasnya.
Presiden Jokowi sebelumnya mengungkap alasan tak mengundang Nasdem dalam pertemuan para ketum parpol pendukung pemerintah di Istana Negara pada Selasa lalu (2/5).
Menurut mantan Walikota Solo itu, Nasdem sudah membentuk koalisi sendiri bersama PKS dan Demokrat yakni Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dengan mengusung Anies Baswedan sebagai bacapres pada Pemilu 2024
“Nasdem itu, ya kita harus bicara apa adanya, kan sudah memiliki koalisi sendiri. Dan ini gabungan partai yang kemarin berkumpul itu kan juga ingin membangun kerja sama politik yang lain,” kata Jokowi seusai meninjau kegiatan perdagangan di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta, Kamis (4/5).
Jokowi menilai, enam parpol koalisi pendukung pemerintah tentu memiliki strategi besar untuk persiapan Pemilu 2024. Sehingga, sebagai parpol yang telah memiliki koalisi sendiri, lanjut Jokowi, tidak pas jika Nasdem mengetahui strategi koalisi lain.
“Mestinya ini kan memiliki strategi besarnya apa, ya masa yang di sini tahu strateginya. Kan mestinya tidak seperti itu. Dalam politik itu wajar-wajar saja, biasa,” tandasnya.
Sumber: rmol
Begitulah klo pemimpin pemikirannya sempit. Hanya seputar konco2. Blm merasa sebagai bapak bangsa. Musibah bangsa ini seyogyanya tdk terulang lagi. Bahaya bagi bangsa apabila pemipin dianggap hnya sebagai petugas partai, bekerja hnya untuk kepentingan dan keinginan partai semata.