Ketua Komisi III DPR Trimedya Panjaitan menduga lepasnya terpidana mati Gunawan Santosa dari LP Cipinang Jakarta, tidak lepas dari konspirasi dengan petugas LP. Mengingat tidak adanya tanda-tanda perusakan di sel yang ditempatinya. Sehingga kaburnya Gunawan itu makin memperburuk citra LP yang banyak menahan ‘orang penting’ yang terlibat kasus pidana.
‘’Mestinya Kepala LP Cipinang dan petugas lainnya tahu, di mana blok yang digunakan oleh tahanan penting. Sehingga penjagaannya pun akan lebih maksimal. Jadi, pasti ada konspirasi dengan petugas, karena dia bisa lolos dengan mudah,’’ paparTrimedya kepada wartawan di Gedung MPR/DPR RI Jakarta, Jumat (5/5).
Padahal, lanjutnya, DPR sudah menaikkan uang jaga, lauk pauk dan insentif lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan petugas LP. Sekalipun jumlahnya tidak terlalu besar, namun peningkatan dari Rp 5.000 menjadi Rp 15.000 seharusnya membuat petugas LP tidak gampang terbujuk untuk meloloskan tahanan.
Tapi, besarnya gaji atau insentif yang diterima oleh penegak hukum, tidak menjamin mereka jujur dalam bekerja. Misalnya adanya penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi yang sengaja memeras orang yang diperiksa, sekalipun gaji yang diterimanya sudah cukup besar.
Karena itu ia meminta agar Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaluddin segera mengambil tindakan tegas atas peristiwa tersebut agar tidak hanya petugas jaga yang ditindak, melainkan Kalapas Cipinang.
‘’Petugas jaga yang saat itu sedang bertugas, harus dipecat. Ini adalah shock teraphy untuk mereka yang dengan sengaja berbuat kesalahan. Begitu pula dengan Kalapas Cipinang yang telah lalai, sehingga ada tahanan yang bisa kabur dengan mudah,’’ katanya.
Selama ini kata Trimedya, LP sering dijadikan sebagai sapi perah para petugas. Selain itu, alasan kecilnya gaji yang diterima oleh petugas LP sering dijadikan alasan para petugas berbuat menyimpang.
‘’Sampai sekarang masih sering terjadi transaksi narkoba di dalam LP yang melibatkan petugas. Selain itu, kondisi penjara yang memprihatinkan semakin membuat maraknya penyimpangan di dalam LP.” (dina)