Untuk itu, lanjut dia, tidak cukup memberikan semangat kepada nakes dengan kata-kata atau tulisan dalam karangan bunga, melainkan dengan mencairkan insentif mereka. ”Mereka (nakes) ini bekerja taruhannya nyawa,” ucap Mahfudz.
Meski demikian, Mahfudz mengapresiasi kebijakan Pemkot Surabaya yang telah membuka lowongan tenaga kesehatan di tengah kondisi darurat Covid-19. ”Akan tidak manusiawi ketika puskesmas buka 24 jam namun jumlah nakesnya tetap. Setidaknya ditambah 4 sampai 6 orang,” ucap Mahfudz.
Sekretaris Daerah Kota Surabaya Hendro Gunawan saat dikonfirmasi mengaku, pihaknya akan menindaklanjuti persoalan tersebut. Namun, Hendro mengatakan, insentif nakes itu sudah dianggarkan.
”Saya belum cek, tapi alokasi anggaran sudah ada semua. Pencairan ada di Dinkes dan BPKPD,” kata Hendro.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama jajarannya di Pemkot Surabaya sebelumnya telah mengirim karangan bunga ke rumah sakit dan puskesmas di Surabaya. Karangan bunga yang terdapat tulisan bermacam-macam itu, merupakan bentuk dukungan terhadap nakes yang selama ini sudah berjibaku dalam menangani Covid-19.[jawapos]