eramuslim.com – Presiden Joko Widodo dianggap memicu ketegangan di tengah masyarakat karena turut campur tangan dalam persaingan Pilpres 2024 dengan mendukung Ganjar Pranowo, yang diusung oleh PDI Perjuangan sebagai bakal calon presiden (Bacapres).
Menurut Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, tugas utama seorang presiden adalah menangani isu-isu negara seperti beban utang yang semakin meningkat, banyak proyek infrastruktur yang membebani keuangan negara, dan masih banyak janji politik yang belum terpenuhi.
“Buruh yang kecewa dengan UU Ciptaker, sehingga demo terus menerus, membiarkan pejabat rangkap jabatan yang langgar UU, korupsi dan KKN marak, dan sejumlah persoalan bangsa yang masih menumpuk. Tapi ini malah cawe-cawe, ikut campur urusan pilpres,” tandas Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (30/4).
Ikut campurnya Jokowi dalam urusan Pilpres, dengan terjun langsung mendukung Ganjar sebagai Bacapres, dianggap memperlihatkan Jokowi tidak netral.
“Sikap dan tindakan Jokowi itu jelas akan memancing kemarahan dan pembangkangan rakyat,” kata Muslim.
Padahal Jokowi seharusnya sadar bahwa yang menjadikannya presiden adalah rakyat, bukan hanya PDIP saja. Untuk itu Jokowi harus berdiri di semua golongan, bukan hanya satu golongan, apalagi mengutamakan PDIP.
“Jika terus menerus urus Pilpres, rakyat akan marah. Tindakan Jokowi itu memecah bangsa dan rakyat. Karena satu partai dianak emaskan, partai yang lain diinjak. Itu berbahaya. Apalagi ada desain sistematis agar Capres di luar PDIP dimusuhi. Itu sangat merusak dan berbahaya. Selain tidak adil, itu juga menciptakan permusuhan rakyat,” pungkas Muslim.
(Sumber: RMOL)